(Larangan) Mentertawakan Orang Lain

(Larangan) Mentertawakan Orang Lain
(Larangan) Mentertawakan Orang Lain. Foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Ustadz Fariq Gasim Anuz -hafizhahullah

Hajinews.id – Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah seorang Rasul sekaligus sebagai pendidik. Setiap muslim pastinya mengakui mencintai beliau. Konsekuensi mencintai beliau adalah dengan menaati perintahnya dan meninggalkan larangannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diantara apa yang beliau larang adalah mentertawakan orang lain.

Suatu ketika Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam hendak bersiwak. Beliau menyampaikan kepada Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu untuk mengambil kayu siwak di atas pohon. Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu naik ke atas pohon, tiba-tiba angin bertiup dan menyingkap pakaian Abdullah Ibnu Mas’ud sehingga terlihat betis beliau yang sangat kecil. Spontan sebagian sahabat tertawa. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam marah dan mengatakan, “Kenapa kalian tertawa?” Mereka berkata, “Wahai Nabi Allah, karena kedua betisnya yang kurus.”

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya sungguh kedua betisnya itu lebih berat timbangannya (di hari kiamat) dari gunung Uhud. (HR Ahmad dan yang lainnya, hadits ini dimuat oleh Syaikh Albani, dalam Silsilah As-Shahihah)

Dari hadits di atas bisa dipetik beberapa pelajaran :

  • Sahabat radhiallahu anhum adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Mereka bersegera bertaubat dan memperbaiki kesalahan.
  • Seorang pemimpin harus segera meluruskan kesalahan orang-orang yang dipimpinnya.
  • Nilai seseorang di sisi Allah bukan dari bentuk rupa atau banyaknya harta tapi dari keimanan dan amal shalihnya.
  • Mentertawakan orang lain karena kekurangan fisik atau lainnya merupakan perbuatan tercela.
  • Menyebutkan keutamaan orang yang ditertawakan merupakan bentuk teguran kepada orang yang mentertawakannya sekaligus sebagai pembelaan kepada orang yang ditertawakan.
  • Betis Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu memiliki timbangan yang lebih berat dari gunung Uhud dikarenakan keimanannya yang kuat, rajinnya shalat malam, langkah kakinya untuk menuntut ilmu, pergi ke masjid, berdakwah dan berjihad di jalan Allah serta amal shalih lainnya.
  • Keteladanan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat radhiallahu anhum harus kita contoh.

Ada seorang anak SD ditakdirkan Allah memiliki tangan yang cacat. Pergelangan tangan kanannya menekuk tidak bisa diluruskan.

Sebagian temannya mentertawakan sambil meniru seolah-olah tangan mereka cacat sepertinya.

Seorang siswa berbadan gemuk atau yang tidak fasih melafalkan huruf R sering pula ditertawakan oleh teman-temannya.

Bahkan di waktu istirahat, sebagian siswa suka meniru di kelas cara bicara atau cara berjalan guru mereka sambil mentertawakannya.

Guru di sekolah dan orang tua di rumah harus memperingatkan anak-anak kita agar jangan menyakiti hati dan membuat sedih teman dengan mentertawakan kekurangan orang lain.

Apabila kita yang ditertawakan oleh orang lain hendaknya kita bersabar. Semoga Allah menjadikan gangguan tersebut sebagai penghapus dosa kita, meninggikan derajat di sisi Allah dan menyebabkan datangnya limpahan pahala untuk kita.

Semoga Allah mengaruniakan rezeki kepada kita berupa akhlak yang mulia, amin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *