Tafsir Al-Quran Surat Al-Fath ayat 1-7: Mensikapi Kemenangan dari Allah

Mensikapi Kemenangan dari Allah
Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Redaksi ayat-ayat dalam Surat Al-Fath ini menggunakan fi’il madi, past-tense, sesuatu yang lampau, walaupun kejadian tentang Fathu Makkah belum terjadi. Maknanya adalah bahwa kemenangan bagi ummat islam itu pasti akan terjadi. Rasulullah SAW beribadah kepada Allah SWT dengan cara melakukan shalat malam yang sangat panjang, hingga kakinya bengkak. Siti Aisyah RA sampai bertanya kepada Rasulullah SAW, “Mengapa Baginda harus beribadah seperti itu? Bukankah Baginda telah ma’shum, telah diampuni dosa-dosanya?” Rasulullah SAW bersabda, “Apakah salah jika saya beristighfar dan bersyukur kepada Allah SWT?”. Implikasinya, adalah bahwa orang beriman, di dalam hatinya tidak ada resah, ketika imannya bernar, hatinya akan tenang. Masalah apa pun akan diselesaikan sebaik-baiknya, dengan ketenangan, dengan kedamaian dan dengan kebahagiaan. Kemenangan dari Allah SWT yang diraih ummat islam perlu disikapi dengan menguatkan iman, taqwa dan meraih ampunan-Nya.

Dalam menjawab pertanyaan tentang shalat tarawih yang sangat cepat. Shalat-shalat sunnah yang sangat muakkadz (diutamakan), yaitu shalat tahajjud, shalat tarawih, shalat witir. Jangan dibandingkan shalat sunnah muakkadz ini dengan shalat tarawih yang cepat. Sekarang memang ada orang atau kelompok yang menggunakan hakikat “satu nafas”, dari bacaan Al-Fatihah hingga bacaan surat-surat Al-Quran. Kita perlu ingat, bahwa shalat itu harus tuma’ninah, ada jeda atau berdiam dalam setiap gerakannya. Shalat tarawih itu shalat juga, bukan hiburan. Jika mengikuti contoh shalat Rasulullah SAW, yang sangat panjang dan khusyu’, setidaknya kita berusaha mendekati contoh-contoh shalat yang dilakukan Rasulullah SAW.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam menjawab pertanyaan tentang serangan fajar menjelang pemilu atau pembagian amplop itu merupakan shadaqah? Itu sebenarnya termasuk kategori raswah, atau suap, yang hukumnya haram. Jika sampai uang raswah dimakan orang islam, khawatir hal itu akan kekal di dalam neraka. Kita berlindung kepada Allah SWT dijauhkan dari perkara-perkara seperti ini.

Dalam menjawab pertanyaan tentang perbandingan Fathu Makkah dengan Penaklukan Bizantium yang juga begitu dahsyat? Kejadian yang terjadi pada masa kenabian pasti diabadikan di dalam Al-Quran, menjadi contoh dan uswah atau pelajaran berharga. Ada peperangan yang dimenangkan ummat islam, seperti Perang Badar, dll. Tapi, ada juga peperangan yang dimenangkan oleh orang kafir, seperti Perang Uhud. Semuanya pasti menjadi pelajaran kepada kita yang hidup di masa kini dan masa mendatang.

Mari kita tutup pengajian kita dengan doa kiffarat majelis. “Subhaanaka allahumma wa bihamdika. Asy-hadu an(l) laa ilaaha illaa anta. Astaghfiruka wa atuubu ilaika”. Demikian catatan ringkas ini. Silakan ditambahi dan disempurnakan oleh hadirin yang sempat mengikuti Ta’lim Bakda Subuh Professor Didin Hafidhuddin tersebut. Terima kasih, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika mengganggu. Salam. Bustanul Arifin

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *