Tafsir Al-Quran Surat Qaf 16-21: Kesadaran akan Kedekatan dengan Allah SWT Melahirkan Keistiqamahan Iman dan Amal Sholeh

Kesadaran akan Kedekatan dengan Allah SWT
Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Barangsiapa yang di ujung hidupnya mengucapkan Kalimat tauhid, (La ilaha illallah) akan masuk surga. Hanya orang yang terbiasa dengan Kalimat tyauid, yang terbiasa beribadah akan mampu membaca Kalimat tauhid. Pada sakratul maut bukan suatu kondisi yang mudah, sehingga Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca doa-doa untuk dimudahkan pada saat sakratul mau. Kita perlu senantaisa memperbanyak membaca Kalimat-kalimat tauhid. Perhatikan Surat Al-Munafiqun pada ayat-ayat terakhir (9-11). “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”. Semua perbuatan hidup dan tempat peristirahatan terakhir akan dinampakkan pada saat saat sakratul maut. Orang yang sering berinfaq “akan berdialog” dengan Allah SWT pada saat sakratul maut, yang hanya dapat didengar oleh yang bersangkutan dan para malaikat. Bahkan, mereka masih menyesal mengapa tidak terlalu banyak mereka berinfaq, sehingga mereka termasuk ke dalam orang-orang yang shalih.

Sekali lagi, pada ayat-ayat ini digambarkan bahwa Allah SWT sangat dekat dengan kita. Allah SWT Mahamendengar dan Mahadekat serta Mahamengabulkan semua permohonan yang disampaikan oleh hamba-Nya. Salah satu doa yang mustajab adalah pada saat kita dalam keadaan berpuasa, sehingga ayat-ayat doa ini dikaitakan dengan perintah puasa. Perhatikan Surat Al-Baqarah 186. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”. Sebab musabbab atau asbabun nuzul dari ayat ini adalah ketika ada sahabat yang bertanya apakah Allah SWT itu dekat atau jauh. Kalau jauh, saya akan berdoa dengan berteriak. Kalau dekat, saya akan berdoa dengan lirih dan mantab. Jadi, sikap taqwa itu berada di mana saja dan kapan saja. Allah SWT hadir setiap Waktu dan setiap tempat. Setiap janji yang diucapkan oleh setiap hambanya pasti dicatat oleh Allah SWT dan malaikat. Ketika memberikan pembekalan kepada Sahabat Muaz bin Jabal RA yang ditugaskan sebagai Pejabat di Negeri Yaman atau duta islam pertama yang dikirim ke kalangan “Ahli Kitab”, Rasulullah SAW berpesan tiga hal, (1) Bertakwalah di mana pun di muka bumi dan pada kesempatan apa pun, (2) Berilah kemudahan, jangan mempersulit; dan berikanlah kabar gembira dan jangan membuat orang ketahutan; (3) Jika terlanjur Anda berbuat buruk, segeralah bertaubat dan ikutilah dengan perbuatan baik. Perhatikan Surat Al-Mujadalah ayat 7, “Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. Semua perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mohon maaf, hari ini juga tidak ada tanya jawab, karena pagi ini akan ada pertemuan di suatu Pesantren Sukabumi. Mari kita bersama berdoa bersama dan kita tutup pengajian kita dengan doa kiffarat majelis. “Subhaanaka allahumma wa bihamdika. Asy-hadu an(l) laa ilaaha illaa anta. Astaghfiruka wa atuubu ilaika”. Demikian catatan ringkas ini. Silakan ditambahi dan disempurnakan oleh hadirin yang sempat mengikuti Ta’lim Bakda Subuh Professor Didin Hafidhuddin tersebut. Terima kasih, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika mengganggu. Salam. Bustanul Arifin

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *