Matinya BEM Unhas

Matinya BEM Unhas
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pasalnya, kita tidak hanya butuh mahasiswa yang cerdas secara akademik, namun juga punya tiga kapasitas, yaitu kemampuan berfikir kritis (critical thinking), menyelesaikan masalah (problem solving), dan jaringan (networking).

Bahkan tiga kapasitas ini yang paling dibutuhkan di era disrupsi kini dan masa mendatang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Wadah itu hanya bisa melalui BEM sebagai sentra kegiatan organisasi dan kepemimpinan mahasiswa. Aktualisasi pendidikan di BEM punya nilai sangat strategis dibanding UKM, bahkan organisasi ekstra kampus.

Menggirin dan mengantar BEM menjemput ajalnya, hanya karena sering buat gaduh kampus, jelas alasan yang mengada-ada.

Betapa kegaduhan yang dibuat pun oleh BEM Unhas masih dalam batas dan rambu universitas.

Menghapus BEM Unhas karena agar rektorat tenang dan nyaman.

Nyatanya mereka bisa terjebak dalam ketenangan palsu, dimana rektorat terjebak dalam kekuasaan tanpa pengawasan. Hal ini berpotensi jadi korup, dan praktek kotor lainnya yang bisa saja terjadi di dalam kampus.

Bahkan hak-hak mahasiwa untuk dapatkan layanan pendidikan yang maksimal, termasuk mendapatkan wadah umtuk memupuk jiwa leadership mereka, bisa diabaikan seenaknya oleh Universitas.

Bila tanpa BEM yang mengktitisinya.

Skenario mengalihkan kritisisme mahasiswa Unhas pada UKM-UKM jelas bukan solusi. Karena orientasi dan basisnya berbeda dengan BEM, yang lebih berorientasi pada student government.

Rektorat bisa terjebak pada memberi obat bukan pada sumber penyakitnya.

Sebelum benar-benar BEM menemui ajalnya, sebaiknya pejabat-pejabat Unhas yang sekali lagi notabeme akademisi Unhas, menghentikan uapaya rekayasa itu.

Kembalikan BEM pada cita-cita awalnya.

Kembalila memberikan dukungan, baik dari finansial maupun pendampingan.

Demikian juga para akademisi, khususnya mantan aktivis kalau masih ada yang menjadi akademisi di Unhas, agar memberikan ruang dan peluang tumbuhnya minat dan motivasiswa berorganisasi dan berlembaga, agar kita Unhas tidak menghasilkan alumni yang cerdas secara akademik, tapi juga cerdas cendekia yang peka dan responsif menyambut dan menjawab segala tantangan peradaban.

Karena hanya dengan demikian, alumni Unhas direkeng peradaban. Kamase!(*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *