Habib Umar Bin Hafidz: Hati-Hati! Jangan Lakukan Ini di Bulan Rajab, Bisa Jadi Celaka 

Jangan Lakukan Ini di Bulan Rajab
Habib Umar bin Hafidz
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idUlama terkemuka Yaman Habib Umar bin Hafidz pernah mengutip sabda Rasulullah SAW tentang malam-malam berdoa bakal dikabulkan.

Dalam hadits disebutkan ada lima malam, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kemudian Habibi Umar mengatakan bahwa Rajab adalah salah satu bulan terbaik. Ashhurul Hurum, bulan yang dimuliakan Allah, juga termasuk dalam bulan ini.

Maka, kata Habib Umar, perbanyaklah istighfar di bulan Rajab dan sambutlah bulan tersebut dengan baik agar dapat mengambil kesempatan mulia yang wajib dimanfaatkan dari hari-hari dan malam-malam istimewanya.

“Berbahagialah dengan memperbanyak ketaatan kepada Allah,” katanya dikutip YouTube Darhid Fz, Kamis (18/1/2024).

Namun, ketika memasuki bulan Rajab umat Islam harus berhati-hati. Habib Umar memberikan beberapa peringatan agar jangan sampai muslim melakukannya di bulan yang mulia ini.

Peringatan Habib Umar bin Hafidz

Habib Umar mengingatkan, berhati-hatilah jika masuk bulan Rajab. Sebab, masih banyak orang yang memutus tali silaturahmi sehingga ia akan mendapat laknat dan tidak mendapatkan taufik pada bulan Sya’ban dan Ramadhan.

“Dan celakalah orang yang mendapatkan Ramadhan namun tidak mendapatkan ampunan,” imbuhnya.

Kata Habib Umar, berhati-hatilah melalui malam-malam Rajab. Sebab, di antara muslim masih ada yang melukai perasaan ayah atau ibunya. Padahal Allah SWT telah mewasiatkan agar hamba-hamba-Nya berterima kasih kepada-Nya dan orangtuanya.

“Berhati hatilah jika masuk bulan Rajab namun masih ada yang memutus tali silaturahmi baik dari kalangan lelaki dan wanita kita,” tuturnya.

Lebih lanjut Habib Umar mengingatkan agar umat Islam berhati-hati jika masuk bulan Rajab. Jangan sampai bangga dengan mengikuti dan kebiasan orang-orang fasik, baik oleh dirinya, putrinya, istrinya, maupun saudaranya.

“Kemudian ia tidak merasakan kewajiban untuk memberi nasehat akan kebenaran dan kesabaran serta memperbaiki keadaan tersebut, (itu) merupakan kecacatan hati, pemikiran, akal, serta keimanan,” pungkasnya mengingatkan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *