Kultum 339: Jelajah Terakhir Laksamana Cheng Ho

Jelajah Terakhir Laksamana Cheng Ho
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Pada masa Pangeran Zhu Di masih menjadi Kaisar Dinasti Ming, Pangeran Zhu Di memberi penghargaan kepada Ma He dan menugasinya sebagai “komando tertinggi Badan Rumah Tangga Kekaisaran”. Hal itu juga dilakukan oleh kaisar sebagai uacapan terimakasih atas pengabdia Ma He. Sejak saat itulah Zhu Di mengganti nama Ma menjadi “Zheng”. Sejak saat itulah Ma He menjadi “Zheng He”, mulai membuka dan melanjutkan pintu cakrawala yang telah dibukanya untuk “menjelajahi dunia”.

Ternyata, Kaisar telah memilih Zheng He sebagai komandan yang ideal untuk pelayaran besar ke barat. Zheng menjadi komandan paling kuat di Tiongkok, dan menjadi penjelajah maritim terbesar. Kaisar Zhu Di menunjuk Laksamana Zheng He bertanggung jawab atas semua urusan maritim. Tentu saja Zheng He mempersiapkan semua dengan sangat hati-hati sebelum dia menyelesaikan misinya sebagai penjelajah. Dia membuat beberapa studi rinci tentang grafik angkatan laut yang ada, navigasi astro, kalender timur dan barat, astronomi, geografi, ilmu kelautan, piloting, pembuatan kapal dan perbaikan. Dari 1405 hingga 1433, Laksamana Zheng He memimpin 7 ekspedisi maritim besar menyeberangi samudra dan lautan besar beberapa kali. Dari Laut Cina Selatan ke pantai timur Afrika, melewati Samudera Hindia, Teluk Persia dan Laut Merah.

Selama Jalajah Dunia ini, Zheng mengunjungi tidak krang dari 30 negara Asia dan Afrika dan belajar banyak tentang budaya dan kepercayaan mereka. Mungkin dalam salah satu ekspedisinya ini, dia melaksanakan haji ke Mekah. Laksamana Zheng He bukan satu-satunya Muslim dalam ekspedisi itu; dia juga diikuti oleh para penerjemah Ma Huan yaitu Muslim Tionghoa.

Laksamana Zheng He

Armada pertama yang dikomandani Zheng He melibatkan 27.870 orang dengan 317 kapal. Mereka itu termasuk pelaut, juru tulis, juru bahasa, tentara, pengrajin, dokter, dan ahli meteorologi. Kala itu merak dalam perjalanan ke Vietnam, Sri Lanka, Filipina, Jawa, dan Sumatra. Kapal-kapal yang dipimpinnya memiliki panjang hingga 137,2 meter dan lebar 186 meter yang mampu membawa seribu penumpang dengan sejumlah besar kargo berupa produk-produk porselen, emas dan perak, kapas, tembaga, dan barang-barang sutra.

Konon kapal-kapal dalam jelajah Zheng ini jauh lebih besar dari kapal Columbus yang melintasi Atlantik, dan beberapa kali lebih besar daripada kapal kayu lainnya yang pernah tercatat dalam sejarah. Jelajah Zheng He yang paling spektakuler dan paling penting adalah yang ke-4 dengan 30.000 kru melayari ke benua Arab melalui Hormuz, Aden, dan Laut Merah. Saat tiba di Arabia, 19 negara mengirim duta besarnya untuk menaiki kapal Zheng He dan menyerahkan berbagai hadiah untuk Kaisar Zhu Di.

Penjelajahan dilanjutkan ke pantai timur Afrika sampai Mozambik. Setelah kematian Kaisar Zhu Di pada tahun 1424, Kaisar yang baru, Hongxi, segera menghentikan semua ekspedisi maritim. Sejak saat itulah Cina menjadi negara yang terisolasi selama 100 tahun dalam dunia pelayaran.

Zheng He diangkat sebagai komandan pelabuhan di Nanking dan diperintah untuk membubarkan pasukannya. Dengan dukungan Xuande yang menggantikan Hongxi, Zheng He memilih untuk menghidupkan kembali ekspedisinya. Dalam perjalanannya yang ke-7 dan terakhir pada tahun 1433 (dalam usia 60 tahun), Zheng He mengunjungi kembali Teluk Persia, Laut Merah dan Afrika dan meninggal di India dalam perjalanan kembali.

Diriwayatkan bahwa Zheng He telah menemukan Amerika dan Australia dalam salah satu perjalanannya. Ini terjadi sebelum Columbus melakukannya. Bahkan juga diriwayatkan bahwa dia juga mencapai pantai timur Afrika dan berlayar dari Tanjung Harapan ke Kepulauan Tanjung Verde sebelum Marco Polo melakukannya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *