Hikmah Malam: 5 Hal Yang Mengurangi Pahala Puasa, Hindarilah Agar Ibadah Anda Tidak Sia-Sia

Hal Yang Mengurangi Pahala Puasa
Ilustrasi: ghibah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idPuasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban agama bagi umat Islam yang terbebani syariat. Selama berpuasa hendaknya umat Islam menghindari hal-hal yang membatalkan puasa, termasuk hal-hal yang mengurangi pahala puasa.

Para ahli fiqih mengartikan puasa sebagai tidak melakukan aktivitas yang berbuka mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tak hanya hal-hal yang merusak puasa, umat Islam juga harus mewaspadai hal-hal yang mengurangi pahala puasa, agar puasanya tidak sia-sia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal-hal yang Mengurangi Pahala Puasa

Terdapat hadits yang menjelaskan mengenai lima perkara yang mengurangi pahala puasa. Diriwayatkan dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Lima perkara yang menghapus pahala puasa, yaitu bohong, menggunjing, adu domba, sumpah palsu, dan memandang dengan syahwat.”

Ada pendapat yang menyebut hadits tersebut dhaif. Adapun, jumhur ulama mengatakan lima perkara tersebut tidak membatalkan puasa. detikHikmah belum menemukan penjelasan lanjut mengenai hadits tersebut.

Dalam Kitab Fikih Sehari-hari Mazhab Syafi’i karya A.R Shohibul Ulum, hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa antara lain meninggalkan salat fardhu, berdusta, gibah (menggunjing), adu domba (naminah), jual beli yang diharamkan, mubazir saat berbuka, dan lainnya.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing perkara.

  1. Bohong/Berdusta

Dinukil dari buku Menggapai Rahmat dan Ampunan di Bulan Ramadhan karya Abu Utsman Kharisman, dusta atau bohong adalah ucapan yang tidak sesuai kenyataan secara sengaja, padahal ia mengetahui keadaan sebenarnya.

Selain merusak pahala puasa, dusta juga mendatangkan banyak kerugian. Salah satunya yaitu dapat menyeret seseorang ke neraka, seperti dijelaskan dalam salah satu hadits.

“Jauhilah kedustaan karena kedustaan menyeret pada perbuatan perbuatan fajir (menyimpang) dan perbuatan fajir menyeret menuju neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan menyengaja memilih berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai tukang dusta.” (HR Bukhari dan Muslim)

  1. Ghibah/Bergunjing

Selain bulan Ramadan, gibah atau bergunjing juga harus dihindari di kehidupan sehari-hari. Ini karena ghibah dapat mengakibatkan putusnya ukhuwah, rusaknya kasih sayang, timbulnya permusuhan, tersebarnya aib, hingga lahirnya kehinaan, seperti dinukil dari Awas! Bahaya Lidah karya Aidh Abdullah Al-Qarni.

Larangan ghibah ada pada Al-Qur’an surah Al Hujurat ayat 12.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

  1. Adu Domba

Toto Adidarmo dan Mulyadi dalam Pendidikan Agama Islam menjelaskan bahwa menurut ijma’ ulama hukum namimah atau adu domba adalah haram. Menurut salah satu hadits, adu domba dapat membuat pelakunya jauh dari surga.

Dalam hadis marfu’, dituturkan bahwa Hudzaifah mendengar Nabi SAW, bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang senang mengadu domba (qattāt; nammām).” (HR Bukhari dan Muslim)

  1. Sumpah Palsu

Dikutip dari Ringkasan Fiqih Mazhab Syafii karya Musthafa Dib Al-Bugha, sumpah palsu disebut “al-yamin al-ghamus” karena ia dapat menenggelamkan pelakunya ke dalam neraka sekiranya tidak bertaubat.

Terkait dengan hal ini, Al-Bukhari merawikan dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA yang menuturkan:

“Nabi SAW bersabda, “Perbuatan yang termasuk dosa besar adalah mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh orang, dan sumpah palsu.” (HR Bukhari dalam Al-Aiman wa al-Nudzur, Bab Al-Yamin al-Ghamûs)

  1. Memandang dengan Syahwat

Perintah untuk menjaga pandangan ada pada Al-Qur’an surah An Nur ayat 30.

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat.”

Wallahu a’lam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *