Kisah Gus Baha Menangis Gegara Penjual Ayam Kampung, Ingat Ajaran Mbah Moen

Gus Baha Menangis Gegara Penjual Ayam Kampung
gus baha dan mbah moen
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – “Awas. Besok pagi jangan sowan lagi,” canda Gus Baha’.

Jadi setiap hari raya, tetangga semua sowan ke Gus Baha’ ketika setelah sholat ‘Id dan malam ke dua Syawal. Setelah itu mereka sungkan kecuali bagi mereka yang tinggal di Malaysia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Hari raya harus satu hari! Besok yang kerja, kerja. Aneh-aneh! Hari raya kok lama,” katanya.

Posisi kiai di waktu lebaran memang enak karena di waktu lebaran orang-orang berdatangan untuk sowan. Namun bagaimana, kalau bukan kiai ?!. Mengganggu rezeki banyak orang. Hal ini didasarkan pengalaman Gus Baha’ tadi, yakni sudah ada orang yang jualan ayam pada tanggal 2 syawal.

Menyikapi hal ini, Gus Baha berpendapat bahwa seharusnya para kiai berpikir, bukan malah bangga tamunya datang terus menerus selama sebulan. Gus Baha, yang menurut banyak orang termasuk kiai besar dan tentunya tamu sangat banyak, merasa tidak nyaman jika tamu yang ada tamu yang terus menerus berdatangan.

Menurutnya banyak acara-acara tidak penting seperti foto-foto, story kok di dewa-dewakan. Gus Baha tidak cocok dengan kebiasaan semacam itu.

“Ibadah terbaik adalah bekerja,” begitu kata Nabi Muhammad SAW.

Orang biar tetap kerja sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan, itu ibadah yang paling utama kata nabi. Menerima tamu memang baik namun bekerja mencari nafkah jauh lebih baik.

Gus Baha mengetahui pengamalan ‘sebaik-sebaik ibadah’ ini dari Mbah Moen. Mbah Maimoen meski begitu besar kekuasaan dan pengaruhnya, ketika makan di rumahnya, yang beliau makan adalah uang hasil jualannya. Gus Baha’ sendiri sering menemani beliau makan. Mbah Moen biasa makan lauk pecel. Pecel yang dijual pada santri-santrinya itu. Betapa sederhananya beliau.

Begitupula dengan bapak Gus Baha, yakni Kiai Ahmad Nur Salim. Meskipun begitu besarnya tokoh Kiai Nur Salim, ketika di rumah makan sebagaimana orang biasa

Di terakhir video pengajiannya, Gus Baha menjelaskan pentingnya mengakui semua kekuasaan dan kekayaan milik Allah. Bukan malah merasa memiliki dan lalai kepada Sang Pemberi.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *