Hajinews.co.id – Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menganalisis makna ikhlas yang sebenarnya.
Melakukan segala sesuatu dari hati adalah suatu hal yang terpuji.
Termasuk bagaimana orang alim dari kalangan atas melakukannya jika ikhlas.
Ulama ahli tafsir Al-Qur’an yang hikmahnya menenangkan umat ini mengatakan, ketika membaca Al-Qur’an, orang shaleh yang kalangan atas dengan sendirinya akan membaca wa lillahi mulkussamawati wal-arḍ’.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ikhlas artinya hati yang suci, hati yang tulus. Dalam hubungan antarmanusia, ikhlas berarti menolong dengan ketulusan hati.
Sedangkan ketulusan berarti kejujuran atau kesediaan.
Jawaban Cerdas, Saat Ditanya tentang Ikhlas
“Semua ini milik Tuhan, wong ikhlas ora pingin mbok wales, ora pingin kata maturnuwun,” ujar Gus Baha seperti yang diunggah di Yotube channel AlGhifari27.
Selain orang alim, ikhlas juga bisa dilakukan oleh semua orang. Dia juga pernah ditanya saat seminar di Jogja, sebuah pertanyaan tentang keikhlasan, kenapa umat Islam menyarankan ikhlas.
“Ikhlas adalah logika tertinggi seorang manusia, karena dengan ikhlas artinya kita berpikir objektif,” katanya.
“Jika Anda punya uang satu juta kamu kasihkan fakir miskin dan kamu merasa itu uangmu itu namanya tidak tidak rasional,” katanya.
Jangan Merasa Kita Memiliki Sesuatu, Itu Semua Milik Allah SWT
“Bagaimana Anda merasa itu uang kamu, karena yang kerja saya, kamu pakai apa kerja? pakai tangan kakimu itu yang bikin Allah,” ujarnya menggambarkan kondisi ikhlas.
“Ini semua ciptaan Allah, karena Allah, juga kamu bisa melakukan itu semua karena Allah. Bagaimana mungkin kamu merasa itu uang milikmu,” tandasnya.
Gus Baha kembali menegaskan, bahwa segala sesuatu yang diberikan kepada orang lain, janganlah dianggap bahwa itu pemberian kita.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul