Hikmah Malam: 9 Kebiasaan Rasulullah SAW di Hari Raya Idul Fitri

Kebiasaan Rasulullah SAW di Hari Raya Idul Fitri
Hari Raya Idul Fitri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id Setelah menjalankan ibadah puasa wajib Ramadan selama sebulan penuh, tibalah saatnya umat Islam menghadapi Idul Fitri. Idul Fitri atau Lebaran merupakan hari raya umat Islam yang terjadi setiap tanggal 1 Syawal tahun Hijriah.

Idul Fitri merupakan saat dimana seseorang selalu dinantikan untuk bertemu dengan keluarganya. Rasulullah SAW pun merasakan kebahagiaan menyambut Idul Fitri. Selain itu, ada beberapa amalan yang dilakukan Nabi SAW pada kesempatan Idul Fitri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rayakan Idul Fitri Ala Rasulullah SAW

Mengutip buku Stimulant Langit Saat Idul Fitri yang ditulis oleh Dr. Nurul Hikmah, MA dijelaskan beberapa hal yang sering dilakukan Rasulullah ketika Idul Fitri. Berikut penjelasannya:

  1. Bertakbir di Malam dan Hari Idul Fitri

Lafaz takbir hari raya Idul Fitri:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْد

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَه لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَكْبَرُ

Latin: Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd

Allaahu akbar kabiira wal hamdu lillaahi katsiira wa subhaana Allaahi bukrataw wa ashiilaa laa ilaaha illa Allahu wa laa na’budu illa iyyaah mukhlishiina lahud diin, wa law karihal kaafiruuna laa ilaaha illa Allaahu wahdahu shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdahu, laa ilaaha illa Allahu akbar

Artinya: “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji

bagi Allah.”

“Allah Mahabesar dengan kebesaran yang sempurna dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pagi dan petang. Tiada tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya seraya memurnikan agama-Nya meskipun orang-orang kafir membenci. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuhNya dengan Keesaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar,”

  1. Makan Sebelum Salat Idul Fitri

Makan sebelum salat Idul Fitri dijelaskan dalam kitab Muwatta Malik yang disusun Imam Malik bin Anas.

وَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا يُؤْمَرُونَ بِالأَكْلِ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ الْغُدُوِّ ‏.‏ قَالَ مَالِكٌ وَلاَ أَرَى ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ فِي الأَضْحَى

Artinya: “Yahya menceritakannya padaku dari Malik dari Ibnu Shihab, yang diceritakan Said Al-Musayyab, jika orang-orang diperintahkan makan terlebih dulu sebelum berangkat salat Idul Fitri. Menurut Malik, orang-orang tidak melakukan kebiasaan tersebut pada Idul Adha.”

Rasulullah SAW sendiri diceritakan lebih suka makan kurma dalam jumlah ganjil sebelum salat Idul Fitri. akan tetapi dalam hadits tidak diceritakan jumlah kurma yang dimakan Rasulullah SAW.

مُرَجَّى بْنُ رَجَاءٍ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسٌ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا‏

Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah salat Idul Fitri sebelum makan beberapa butir kurma. Anas juga menceritakan: Rasulullah SAW biasa makan kurma dalam jumlah ganjil.” (HR Bukhari).

  1. Mandi

Waktunya mulai tengah malam salat Idul Fitri sampai akhir siang hari raya. Waktu utamanya adalah setelah terbit fajar, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Abbas. Ia berkata, “Rasulullah SAW biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Ibnu Majah)

  1. Menggunakan pakaian terbaik saat Idul Fitri

Kebiasaan Rasulullah SAW ini diceritakan dalam buku Fiqh Us-Sunnah: Superagatory Prayers dari As-Sayyid Sabiq. Buku tersebut mengutip tulisan Ibn Al-Qayyim yang mengatakan, pakaian tersebut memang hanya dikenakan di hari tertentu.

“Rasulullah SAW menggunakan pakaian yang terbaik untuk hari-hari tersebut dan dia punya jubah khusus yang hanya dipakai pada dua Hari Raya dan Jumat,” tulis Ibn Al-Qayyim.

Ja’far ibn-Muhammad menjelaskan pakaian tersebut adalah Yemeni cloak. Tentunya, baju spesial tersebut jangan sampai bertentangan dengan ketentuan Islam. Seperti dijelaskan dalam hadist terkait laki-laki dan kain sutra.

قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَقُولُ رَأَى عُمَرُ عَلَى رَجُلٍ حُلَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ فَأَتَى بِهَا النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اشْتَرِ هَذِهِ فَالْبَسْهَا لِوَفْدِ النَّاسِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ‏.‏ فَقَالَ ‏”‏ إِنَّمَا يَلْبَسُ الْحَرِيرَ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ ‏”‏‏.‏ فَمَضَى فِي ذَلِكَ مَا مَضَى، ثُمَّ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ إِلَيْهِ بِحُلَّةٍ فَأَتَى بِهَا النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ بَعَثْتَ إِلَىَّ بِهَذِهِ، وَقَدْ قُلْتَ فِي مِثْلِهَا مَا قُلْتَ قَالَ ‏”‏ إِنَّمَا بَعَثْتُ إِلَيْكَ لِتُصِيبَ بِهَا مَالاً ‏”‏‏.‏ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَكْرَهُ الْعَلَمَ فِي الثَّوْبِ لِهَذَا الْحَدِيثِ

Artinya: Seperti diceritakan Abdullah: Umar melihat cloak sutra untuk laki-laki yang dijual lalu dia mengambilnya untuk Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah SAW belilah ini dan gunakanlah untuk menyambut tamumu.” Rasulullah SAW berkata, “Sutra digunakan mereka yang tidak mendapat bagian di hari akhir.” Waktu berlalu hingga Rasulullah mengirim sutra yang sama pada Umar. Umar kemudian membawa cloak tersebut pada Rasulullah SAW dan berkata, “Engkau mengirimkan ini padaku dan kau pernah mengatakan sesuatu tentang barang ini, bagaimana pendapatmu?” Rasulullah SAW kemudian berkata, “Aku mengirimkannya padamu agar engkau bisa mendapatkan uang dengan menjualnya.” Karena inilah Umar tidak menyukai pakaian yang berbahan sutra. (HR Bukhari).

قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَقُولُ رَأَى عُمَرُ عَلَى رَجُلٍ حُلَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ فَأَتَى بِهَا النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اشْتَرِ هَذِهِ فَالْبَسْهَا لِوَفْدِ النَّاسِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ‏.‏ فَقَالَ ‏”‏ إِنَّمَا يَلْبَسُ الْحَرِيرَ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ ‏”‏‏.‏ فَمَضَى فِي ذَلِكَ مَا مَضَى، ثُمَّ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ إِلَيْهِ بِحُلَّةٍ فَأَتَى بِهَا النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ بَعَثْتَ إِلَىَّ بِهَذِهِ، وَقَدْ قُلْتَ فِي مِثْلِهَا مَا قُلْتَ قَالَ ‏”‏ إِنَّمَا بَعَثْتُ إِلَيْكَ لِتُصِيبَ بِهَا مَالاً ‏”‏‏.‏ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَكْرَهُ الْعَلَمَ فِي الثَّوْبِ لِهَذَا الْحَدِيثِ

Artinya: Seperti diceritakan Abdullah: Umar melihat cloak sutra untuk laki-laki yang dijual lalu dia mengambilnya untuk Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah SAW belilah ini dan gunakanlah untuk menyambut tamumu.” Rasulullah SAW berkata, “Sutra digunakan mereka yang tidak mendapat bagian di hari akhir.” Waktu berlalu hingga Rasulullah mengirim sutra yang sama pada Umar. Umar kemudian membawa cloak tersebut pada Rasulullah SAW dan berkata, “Engkau mengirimkan ini padaku dan kau pernah mengatakan sesuatu tentang barang ini, bagaimana pendapatmu?” Rasulullah SAW kemudian berkata, “Aku mengirimkannya padamu agar engkau bisa mendapatkan uang dengan menjualnya.” Karena inilah Umar tidak menyukai pakaian yang berbahan sutra. (HR Bukhari).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *