Deretan Amalan Yang Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat di Bulan Syawal, Tanda Syukur Kepada Allah

Amalan di Bulan Syawal
Ustadz Adi Hidayat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Tidak ubahnya dalam ibadah Ramadhan, ketika kita mendapatkan banyak kenikmatan selama Ramadhan maka syukur menjadi langkah selanjutnya.

Syukur tersebut langsung dieksekusi dengan melakukan shalat Idul Fitri. Shalat Idul Fitri menjadi wujud komitmen bahwa setelah Ramadhan kita sebagai manusia berjanji untuk terus melaksanakan shalat sebagai wujud syukur dan kontinyuitas pada Allah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sebenarnya ini berlaku umum, jika Anda mendapat penambahan nikmat berupa harta benda ataukah keturunan maka cara bersyukurnya tingkatkan ketaatan kepada Allah, standarnya shalat. Naikkan levelnya dengan berjamaah tingkatkan dengan ibadah sunnah, dan kerjakan tepat waktu,” ucapnya.

Setelah shalat, hal yang diperintahkan adalah berkurban. Esensi berkurban disini tidak hanya menyembelih hewan ternak seperti kambing, sapi, atau unta. Dan ini umumnya digunakan sebagai dalil pelaksanaan Idul Qurban.

Esensi yang dimaksud adalah berkurban dengan wasilah berbagi. Berbagi dapat dilakukan dengan bersedekah, berinfaq, menyantuni anak yatim dengan kualitas pemberian yang baik.

Kemudian dijelaskan pula dalam HR.Muslim no.1162 dimana perowinya adalah sahabat Abu Ayyub Al-anshari bahwa diisyaratkan oleh Nabi Muhammad SAW mengenai latihan amal setelah Ramadhan, yakni puasa 6 hari di bulan Syawal. Puasa tersebut dinilai berpahala seperti puasa selama 1 tahun. Hadits tersebut berbunyi:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barang siapa yang telah menuntaskan puasa Ramadhan kemudian berpuasa 6 hari di Bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh,” (HR.Muslim)

Puasa 6 hari di Bulan Syawal ini dimaksudkan untuk melatih sikap istiqomah kita pasca Ramadhan supaya tetap diteruskan meskipun Ramadhan telah usai. Hukum puasa 6 hari di Bulan Syawal ini adalah sunnah.

Inti puasa melahirkan nilai takwa. Takwa secara singkat adalah kemampuan untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah sekaligus dorongan untuk menjauhkan kita dari perbuatan maksiat, sehingga kita selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Seseorang yang mampu menjalankan puasa Ramadhan kemudian diteruskan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal maka ia akan diberi kekuatan oleh Allah pada jiwanya, sehingga ia mampu meningkatkan ketaatan dan menjauhi maksiat selama satu tahun penuh hingga bertemu Ramadhan berikutnya.

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *