Ada lima tanda-tanda diterimanya Salat seseorang. Allah berfirman dalam hadits qudsi:
إِنَّمَا أََتَقَبَّلُ الصَّلاةَ مِمَّنْ تَوَاضَعَ بِهَا لِعُضْمَتِيْ وَلَمْ يَستَطِلْ بِهَا عَلىَ خَلْقِى وَلَمْ يَبِتْ مُصِرّاَ عَلىَ مَعْصِيَتِيْ وَقَطَعَ النَّهَارَ لِذِكْرِى وَرَحِمَ الْمَسَاكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَالأَرْمَلَةَ وَرَحِمَ الْمُصَابَ . ذَلِكَ نُوْرُهُ كَنُوْرِ الشَّمْسِ أَكْلأُهُ بِعِزَّتِى , وَاسْتَحْفشظُهُ مَلَئِكَتِى وَأَجْعَلُ لَهُ فِى الظَُلُمَاتِ نُوْراً وَالْجَهَالَةِ عِلْماً , مَثَلُهُ عَلىَ خَلْقِى كَمَثَلِ الْفِرْدَوْسِ فِى الْجَنَّةِ . ( سيد سابق: إسلامنا )
Artinya: “Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat dari orang yang merendahkan diri dengan shalatnya karena kebesaran-Ku, yang tidak menyombongkan diri kepada makhluk-Ku, yang tidak mengulangi maksiat kepada-Ku, yang mengisi sebagian siang dengan berdzikir kepada-Ku, yang menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan, wanita yang ditinggalkan suaminya, dan yang mengasihi orang yang ditimpa musibah. Cahayanya bagaikan cahaya matahari. Aku lindungi dia dengan kekuasaan-Ku. Aku perintahkan malaikat menjaganya. Aku jadikan cahaya dalam kegelapannnya. Aku berikan ilmu dalam ketidaktahuannya. Perumpamaannya dibandingkan dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.” (Sayid Sabiq, Islamuna, hal. 119).
Menurut laman Pusat Kajian dan Informasi Islam Universitas Pendidikan Indonesia, dapat disimpulkan, tanda-tanda orang yang diterima Salatnya adalah:
- Orang yang merendahkan diri dengan Salatnya karena kebesaran Allah SWT
Salat yang diterima dilakukan dengan penuh tawadhu karena keagungan Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan agar melaksanakan Salat seakan menjadi Salat yang terakhir.
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ…”
Artinya: “Apabila engkau mendirikan shalat maka Salatlah seolah-olah engkau akan berpisah,..’”
- Tidak menyombongkan diri kepada makhluk Allah lainnya
Tawadhu’nya dalam Salat melahirkan rendah hati dalam pergaulan dengan sesama manusia. Kekuasaan tidak menyebabkan dia sombong karena dia mengetahui bahwa kekuasaan adalah amanat Allah.
- Tidak mengulangi maksiat
Dalam kehidupan mungkin sekali waktu manusia pernah melakukan maksiat. Namun, orang yang diterima sholanya tidak megulangi maksiat yang dilakukan.
- Mengisi sebagian siangnya untuk berdzikir pada Allah SWT
Berzikir tak hanya disyariatkan setelah Salat, namun juga setiap saat. Dalam satu majelis saja, sahabat menemukan Nabi Muhammad beristighfar sebanyak seratus kali. Allah berfirman dalam surat Ar Ra’d ayat 28:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
- Menyayangi orang miskin, dalam perjalanan, terkena musibah, dan wanita yang ditinggal suaminya
Salat yang diterima Allah akan terlihat jejaknya di kehidupan seorang hamba. Tak hanya menegakkan akidah dan ibadah, Islam juga membela manusia yang sedang dalam keadaan lemah.
Itulah 10 golongan manusia yang Salatnya tidak diterima. Semoga kita terhindar dari golongan tersebut dan amal ibadah yang kita lakukan senantiasa diterima Allah SWT.