Kultum 477: Mengenal Islam dan Belum Mendapat Hidayah

Mengenal Islam dan Belum Mendapat Hidayah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Sebenarnya pada level kedua inilah yang mampu dilakukan oleh manusia, yaitu dengan berdakwah dan menyeru manusia ke jalan Allah, serta menjelaskan kepada mereka jalan yang benar dan memperingatkan jalan yang salah. Tentu saja hidayah ini merupakan sebab besar untuk membuka hati manusia agar mau mengikuti petunjuk Allah Subhanahau wata’ala dengan taufik-Nya. Namun, sebagaimana tercantum dalam ayat di atas, manusia lebih menyukai kebutaan daripa petunjuk.

Pandangan tersebut bisa dipahami dari apa yang dikatakan Presiden Bush dalam beberapa sambutannya. Dalam Konferensi Pers dengan Presiden Havel dari Kastil Praha di Republik Ceko (20 November 2002), misalnya, beliau mengatakan, “Perang kita bukan melawan agama, bukan melawan keyakinan Muslim. Tapi perang kita adalah perang melawan individu yang benar-benar membenci apa yang diperjuangkan Amerika, dan membenci kebebasan Republik Ceko. Dan oleh karena itu, kita harus bekerja sama untuk membela diri. Dan dengan tetap kuat dan bersatu dan tangguh, kita akan menang”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Begitu pula yang disampaikan dalam pidato “Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk Umat Islam di Seluruh Dunia” pada 4 Desember 2002. Beliau mengatakan, “Islam membawa harapan dan kenyamanan bagi jutaan orang di negara saya, dan kepada lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Ramadhan juga merupakan kesempatan untuk mengingat bahwa Islam melahirkan peradaban pembelajaran yang kaya yang bermanfaat bagi umat manusia”.

Dari dua kutipan pidatonya tersebut, dapat dipahamai bahwa level ‘mengenal’ Islam yang dimiliki Presiden Bush belume menyentuh level ke 3, yakni ‘hidayah taufik’ yang merupakan ilham dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilih Islam. Padahal inilah level hidayah yang mesti menjadikan orang yang meraihnya akan mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wata’ala sebagaiman firman Allah,

فإن الله يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ

فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya (QS. Faathir, ayat 8).

Bagaimanapun, hidayah itu memang milik Allah Azza wa Jalla dan hanya Allah yang memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Jadi jika hidayah level ketiga ini telah diberikan, maka insyaAllah jalan menuju puncak hidayah itu akan tercapai. Puncak hidayah ini, yaitu hidayah kepada Surga dan Neraka ketika penghuninya digiring kepadanya, sebagaimana firman Allah Subhanahau wata’ala,

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا

وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ

Artinya:

Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami (QS. Al-A’raf, ayat 43). Sungguh beruntung jika kita dikehendaki untuk dikaruniai hidayah, Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *