Hikmah Malam: Siapakah Orang Cerdas di Mata Rasulullah? Berikut Ciri-Cirinya

Orang Cerdas di Mata Rasulullah
muhasabah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idDalam Islam, kecerdasan diukur tidak hanya dengan kecerdasan intelektual, tetapi juga dengan kecerdasan spiritual. Rasulullah SAW menggambarkan ciri-ciri orang yang cerdas.

Dalam berbagai hadis, Rasulullah SAW telah menjelaskan dengan jelas ciri-ciri orang cerdas. Kecerdasan ini tidak hanya bermanfaat di dunia, namun juga mengantarkan manusia pada kebahagiaan sejati di akhirat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Orang yang Cerdas Menurut Rasul

Dilansir dari buku Akhlaq Al-Islam oleh Syaikh Yusuf Al-Qardhawi, orang yang cerdas menurut rasul dijelaskan dalam beberapa hadits.

Rasulullah SAW bersabda:

الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Artinya: “Orang cerdas adalah yang bermuhasabah atas dirinya dan beramal untuk apa yang setelah kematian. Orang lemah adalah siapa saja yang dirinya mengikuti hawa nafsunya lalu ia berangan-angan terhadap Allah.” (HR Ahmad)

Berdasarkan keterangan dari hadits tersebut, seseorang yang dianggap cerdas adalah orang yang selalu bermuhasabah diri.

Dikutip dari buku Pelajaran tentang Muhasabah Diri oleh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid, dkk, menurut terminologi bahasa, muhasabah besar dari bentuk kata kerja haasaba yuhaasibu, diambil dari hasiba, hasibtusy syai-a, ahsibuhu husbaanan, dan hisaaban, yang artinya apabila engkau menghitungnya.

Secara istilah, muhasabah diri dalam bahasa Indonesia berarti introspeksi, sebuah amalan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Sederhananya, muhasabah adalah proses meneliti dan menilai diri sendiri atas segala perbuatan, perkataan, dan pikiran yang telah dilakukan. Baik di masa lampau, sekarang, maupun yang akan datang.

Muhasabah diri bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melakukan muhasabah, kita dapat mengidentifikasi kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukan, kemudian berusaha untuk memperbaikinya.

  1. Puryanto S.Ag juga menjelaskan definisi orang cerdas menurut Rasul dalam artikel Orang Cerdas Menurut Nabi yang diterbirkan di halaman resmi Universitas Islam Sultan Agung. Dalam penjelasan tersebut, ciri orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang selalu mengingat kematian.

Ibnu Umar RA berkata, Rasulullah pernah ditanya:

فأيُّ المؤمنينَ أَكْيَسُ ؟ قالَ : أَكْثرُهُم للمَوتِ ذِكْرًا، وأحسنُهُم لما بعدَهُ استعدادًا، أولئِكَ الأَكْياسُ

Artinya: “Mukmin manakah yang paling cerdas? Beliau bersabda: “Di antara mereka yang paling banyak mengingat kematian, dan juga yang paling terbaik persiapan untuk akhirat. Mereka itulah orang yang cerdas” (HR. Ibnu Majah no. 4259, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3335).

Cara Agar Selalu Bermuhasabah Diri

Agar menjadi seseorang yang cerdas menurut Rasulullah, kita harus senantiasa bermuhasabah atau introspeksi diri. Dijelaskan dalam buku Aman yang Dibenci dan Dicintai Allah oleh Madji Fathi, berikut ini adalah cara muhasabah diri:

  1. Muhasabah Terhadap Kelalaian

Muhasabah diri atas kelalaian dapat dilaksanakan dengan cara melakukan zikir serta memfokuskan perhatian kepada Allah SWT. Kemudian, renungkan segala tindakan yang telah dilakukan, khususnya yang tidak disengaja atau tak disadari.

Setelah itu, perbaiki kesalahan tersebut dengan bertaubat dan menambahkan perbuatan baik untuk menggantikannya.

  1. Muhasabah Terhadap Kewajiban

Langkah pertama dalam muhasabah diri adalah dengan merenungkan kembali ibadah wajib yang telah dilakukan. Apabila terdapat kekurangan, maka perlu segera diperbaiki dan dilengkapi.

Selalu Mengingat Kematian

Dijelaskan oleh Muhammad Ainur Rasyid dalam buku Samudra Hikmah Para Imam Mazhab, banyak manusia yang hatinya lalai dari mengingat Allah sehingga lupa akan kematian yang sebenarnya senantiasa datang kapan saja.

Bahkan, boleh jadi banyak orang yang nyaris tidak terbesit sedikitpun tentang kematian. Sebab hari mereka benar-benar telah lalai, padahal di antara orang beriman adalah mereka yang senantiasa mengingat kematian.

Maka dari itu, tidak ada waktu lagi bagi kita untuk bermalas-malasan. Segera bersihkan hati dari segala kelalaian, renungkanlah bahwa kematian itu akan datang kepada siapa saja dan di mana saja.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *