Hikmah Malam: Masuklah Surga, Mengapa Enggan?

Masuklah Surga
ilustrasi: surga
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Surga biasa dibayangkan baru bisa dinikmati setelah mati. Nanti jauh di alam sana. Benarkah?

Boleh jadi sebagian orang, atau bahkan sebagian besar orang melihat surga dari sisi pandang seperti itu. Apa sebenarnya hakikat surga? Bukankah surga suatu perlambang kebahagiaan sempurna? Di surga orang tidak perlu gaduh-gelisah, semua kebutuhan sempurna terpenuhi. Surga menyiratkan gambaran teduh, sejuk, semilir angin, kicau burung, gemericik suara air , pepohonan rindang, taman-taman bunga dan para pelayan yang santun dan good looking.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada dipan-dipan sofa berkasur empuk, berbantal tebal, tempat duduk, tempat bertelekan dan bersandar. Ruang pertemuan dilapisi permadani tebal. Mereka yang di dalam surga memakai pakaian yang serba mewah serta perhiasan serba mahal. Di hadapan mereka ada minuman yang tidak pernah memabukkan. Termuat dalam gelas-gelas indah yang harganya sulit dirupiahkan. Tersedia berbagai makanan yang lezat dan tidak pernah membuat kekenyangan.

Duduk di sana dalam perjumpaan yang saling berhadapan. Beradu pandang membicarakan percakapan yang berisikan pujian, syukur dan kepuasan. Ridlo atas setiap keputusan Tuhan. Sungguh suasana kehidupan yang setiap orang pasti inginkan.

Apakah yang demikian hanya di surga akhirat sana? Tidakkah kebahagiaan itu justru dibutuhkan sejak di dunia ini? Sejatinya surga yang sebenarnya memang menunggu pergantian alam. Setelah alam dunia ini berganti dengan alam akhirat nanti. Tapi itu surga akhirat.

Namun, bukankah hakikat surga itu adalah kebahagiaan yang sebenarnya. Bukan kebahagiaan fatamorgana akibat psikotropika dan yang sejenisnya. Gambaran surga dunia mestinya mendekati gambaran surga sesungguhnya di akhirat nanti. Ialah kehidupan yang menyenangkan. Sukses gampang diraih. Kebutuhan serba tersedia secara lapang. Hidup tenang dan selalu senang. Kebahagiaan yang sungguh menjadi idaman setiap insan.

Kalau begitu mengapa harus nanti menunggu di akhirat, bukankah kebahagiaan itu dibutuhkan di dunia ini. Sebelum kebahagiaan yang kekal nanti di akhirat sana?

Lalu bagaimana caranya supaya seorang mampu memperoleh kehidupan surga di dunia ini? Seberapa mahal, seberapa sulit?

Semestinya tidak mahal, juga tidak sulit jika mau. Kecuali enggan. Lalu bagaimana caranya? Gampang! Sempurnakan bakti siapa pun kepada orang tuanya. Kepada mereka berdua Ayah-Ibu kalau mereka masih lengkap. Atau salah satunya jika satunya sudah wafat.

Bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua itu? Gampang, lakukan kebalikan dari sikap durhaka, itulah sikap bakti kepada orang tua!

Bertumpuk fakta empiris menyediakan bukti nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Siapa pun di antara sejumlah saudara seayah-seibu yang paling bagus bakti kepada orang tuanya, dialah yang paling nyaman hidupnya. Kalau dia masih pelajar atau mahasiswa, maka prestasi di sekolahnya bagus. Mudah menangkap materi kuliah, gampang lulus. Kalau dia pebisnis. Maka bisnisnya lancar, untung berlipat, usahanya melesat sesuai dengan kualitas baktinya kepada orang tuanya. Beberapa perusahaan nomor satu di Indonesia dikendalikan oleh orang-orang yang bakti kepada orang tuanya sulit ditandingi.

Akan tetapi, bisa jadi ada beberapa anak yang malah durhaka, tetapi terlihat seperti cemerlang, bisa dipastikan kecemerlangannya hanyalah nisbi. Boleh jadi tampilan fisik kelihatan bagus, sedang jiwanya parah menderita.

Sikap durhaka bisa meliputi:

  • Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
  • Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
  • Membentak atau menghardik orang tua.
  • Bakhil (pelit), lebih mementingkan yang lain dari pada orang tuanya.
  • Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
  • Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua.
  • Mencaci atau menjadi sebab orang tua dicaci orang.
  • Membelalakkan mata.

Kesulitan yang mereka peroleh di dunia sebenarnya hanyalah sedikit, sebagai pengantar kesulitan yang akan menyambutnya di akhirat. Mereka yang durhaka: shalatnya tidak diterima, dibenci Allah, diharamkan masuk surga, segala amal perbuatannya dihapus, dosa-dosanya tidak diampuni, bahkan mendapatkan azab di dunia”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *