Gus Baha: Masuk Surga Itu Mudah, Syaratnya Hanya Ini

Masuk Surga Itu Mudah
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idKH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), seorang ulama dengan ceramah yang mendalam dan inspiratif, bercerita tentang kemudahan masuk surga dalam salah satu ceramahnya.

Ia menjelaskan, sebenarnya mencapai surga tidaklah sulit. Namun tantangan terbesarnya adalah mencapai status sebagai hamba Allah yang sejati.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia mengutip ayat Al-Qur’an yang di dalamnya tertulis: “Ya ayyuhan nafsul muthmainnah, irji’i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah”.

Ayat ini menekankan pentingnya status hamba sebagai syarat pertama masuk surga. Menurut Gus Baha, status hamba ini merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang dapat menikmati kebahagiaan surga.

Gus Baha mengibaratkan analogi visa dan paspor. Sebagaimana seseorang akan menikmati keistimewaan negara lain jika visa dan paspornya disetujui, maka ia pun bisa masuk surga jika statusnya sebagai hamba diakui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Menuju Status Hamba, Ini yang Dilakukan

“Kamu harus masuk status sebagai hambu dulu,” kata Gus Baha, seperti dilansir di laman Youtube, kanal @vranara.

“Analoginya, jadi orang boleh nikmati fasilitas negara lain kalau visa paspornya disahkan. Orang boleh masuk surga kalau status kehambaannya disahkan oleh Allah subhanahu wa taala.” tegas Gus Baha. Oleh karena itu, mendapatkan pengakuan dari Allah sebagai hamba-Nya adalah langkah pertama yang harus diupayakan oleh setiap Muslim.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa status kehambaan dimulai dari sujud secara fisik. Anggota tubuh yang begitu terhormat seperti kepala harus ditundukkan kepada Allah Ta’ala.

“Status kehambaan itu dimulai dari mana? Secara fisik kita sujud, anggota tubuh yang begitu terhormat namanya kepala, kita tundukkan kepada Allah Taala,” tegas Gus Baha.

Sujud adalah simbol ketaatan total kepada Sang Pencipta, menandakan bahwa seseorang benar-benar mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah.

Selain sujud secara fisik, Gus Baha juga menekankan pentingnya tunduk secara hati dan akal. Hati dan akal yang sering kali dipenuhi ambisi untuk menguasai dunia harus dikalahkan, dan diarahkan untuk tunduk kepada aturan-aturan Allah subhanahu wa ta’ala.

Hati juga Harus Ditata Seperti Ini

“Hati kita, akal kita yang ingin menguasai dunia misalnya. Ambisi itu kita kalahkan untuk hanya tunduk kepada aturan-aturan Allah subhanahu wa taala,” ucapnya.

Hanya dengan demikian, seseorang dapat benar-benar mencapai status kehambaan yang sejati.

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga membahas tentang kekhawatiran manusia menghadapi alam akhirat. Ia mengingatkan bahwa yang paling penting adalah bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan setelah mati.

“Apa yang akan terjadi setelah kita menjadi debu dan tanah, serta bagaimana kita akan dibangkitkan kembali, semuanya harus dipikirkan dengan serius,” sebut Gus Baha.

Gus Baha menegaskan bahwa kekhawatiran terhadap alam akhirat harus mendorong kita untuk memperbaiki kualitas kehambaan kita di dunia.

Murid KH Maimoen Zubair in mengajak umat Islam untuk selalu ingat akan kematian dan apa yang akan terjadi setelahnya, sehingga bisa lebih fokus dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *