Ustadz Adi Hidayat: Orang Rajin Salat tapi Masih Suka Maksiat, Pasti Ada Kesalahan

Orang Rajin Salat tapi Masih Suka Maksiat
Ustadz Adi Hidayat (UAH)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idKita sering mendengar ada orang yang rajin salat, namun di sisi lain masih aktif maksiat. Fenomena ini seringkali menimbulkan pertanyaan moral dan spiritual yang mendalam.

Ibadah umum seperti salat hendaknya mencerminkan komitmen untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun, adanya perilaku maksiat aktif justru menunjukkan ketidaksesuaian antara keyakinan spiritual dan tindakan sehari-hari.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam ceramahnya yang salah satunya juga diunggah di channel YouTube @kataustadztv mengangkat isu seringnya kita menjumpai orang-orang yang rajin salat namun tetap melakukan perbuatan maksiat

Menurut UAH, hal ini menunjukkan ada yang salah dengan cara melaksanakan salat mereka.

Salatnya Benar Maka Tak Lakukan Maksiat

“Orang Salat tapi di saat bersamaan dia berbuat maksiat, ini artinya ada yang belum tepat dikerjakan dalam Salatnya,” ujar UAH dengan penuh keprihatinan.

Ia menekankan bahwa motivasi utama Salat adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencegah diri dari perbuatan salah.

Menurut UAH, sangat tidak mungkin ada istilah “Salat terus maksiat jalan” jika seseorang benar-benar memahami dan melaksanakan Salat dengan niat yang tulus.

“Jadi kalau orang Salatnya benar-benar khusyuk, tidak mungkin ada maksiat,” tegasnya.

UAH menjelaskan bahwa Salat yang seharusnya membuat seseorang terhindar dari perbuatan maksiat mungkin tidak memberikan dampak yang seharusnya karena niat yang kurang tepat.

“Maka apa yang terjadi ketika Salatnya tidak membuat dia terhambat dari maksiat, kemungkinan besar ada yang salah dengan tujuan dan niat Salatnya,” tambah UAH.

Pentingnya Memperbaiki Niat

Ia mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya memperbaiki niat sebelum melakukan amal saleh.

“Makanya kata Nabi, yang diperbaiki sebelum mengerjakan amal saleh itu niatnya dulu, niatnya benar atau tidak,” jelas UAH.

Menurut UAH, jika seseorang menunaikan Salat dengan niat yang benar dan tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka secara otomatis dia akan terhindar dari perbuatan maksiat.

“Jadi kalau seseorang niatnya benar dalam Salat, otomatis dia tidak akan maksiat,” kata Ia dengan penuh keyakinan.

UAH juga menekankan pentingnya introspeksi diri bagi setiap muslim. “Kita perlu merenung dan memeriksa niat kita saat Salat. Apakah kita Salat hanya sekadar kewajiban, atau benar-benar sebagai bentuk penghambaan kepada Allah?” tanya Ia kepada para jamaah.

Ia juga menekankan bahwa Salat bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga harus melibatkan hati dan jiwa. “Salat itu bukan hanya tentang gerakan, tetapi juga tentang bagaimana hati kita terhubung dengan Allah,” ujar UAH.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *