Hajinews.id,- Aset yang paling berharga dari manusia adalah hatinya. Karena hati inilah yang mengenal Allah. Hati inilah yang beramal untuk Allah. Dan yang berbuat untuk Allah. Hati ini juga yang dekat dengan Allah. Sedangkan anggota tubuh yang lain hanya mengikuti arahan dan instruksi hati. Sebagaimana raja memerintahkan budak-budaknya.
Dari hati manusialah Allah akan mencatat pahala dan dosa. Tidak sama pahala di antara sekian banyak orang yang shalat berjamaah. Allah akan memberikan pahala sesuai derajat kekhusyuan hati seseorang.
Laparnya orang yang niat puasa berbeda dengan laparnya orang yang tidak puasa. Jika niatnya bukan karena Allah, maka tidak akan mendapat pahala dari Allah.
_[Orang yang mengenal hatinya akan memperhatikan arahan Rabbnya. Dan kebanyakan manusia tidak mengenal hati dan jiwanya. ]_
Bagi orang yang sudah didominasi kebaikan, maka jika suatu saat ia tergelincir, akan mudah kembali pada kebaikan. Karena tidak ada yang bisa mengusir tentara setan di dalam hati, kecuali dengan dzikir dan mengingat Allah. Dan bagi orang yang sudah didominasi keburukan, maka jika suatu saat ia berbuat kebaikan, akan mudah kembali pada keburukan.
Hati itu ibarat benteng. Dan benteng hati tidak mungkin bisa dijaga, kecuali kita menjaga pintu-pintunya. Dan tidak mungkin orang bisa menjaga benteng hati, kecuali dengan mengetahui pintu-pintunya. Dan tidak mungkin kita bisa menjauhkan diri dari godaan setan, kecuali kita mengetahui pintu masuk yang setan gunakan untuk menguasai hati kita.
Pintu masuk setan itu adalah sifat-sifat manusia. Dari sifat manusia itulah setan berusaha masuk.
Sumber: Minhajul Qoshidin, Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisy