Indonesia Ditargetkan Dapat Akses 30 Juta Vaksin pada 2020

Peneliti meriset pembuatan vaksin Merah Putih di Bio Farma. (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia mendapat akses terhadap 30 juta vaksin COVID-19 yang diproduksi PT Bio Farma sampai akhir 2020.

“Kita berharap sampai akhir tahun kita bisa mempunyai akses terhadap 30 juta vaksin produksi di Biofarma. Ini merupakan inisiatif yang paling depan,” ujar Airlangga di Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain itu, Airlangga mengatakan pemerintah juga sedang mengupayakan terkait uji klinik fase ketiga antara PT Kimia Farma dengan Wuhan Institute Biological Products di Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang dijalani.

Tak hanya itu, ia menyebutkan kerja sama pengembangan vaksin turut dilakukan oleh Astra Zeneca, Moderna/Institute of Allergy and Infectious Diseases. “Kerja sama juga dilakukan antara Kalbe dengan Genexine Korea,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia akan memperoleh vaksin sebagai public goods dengan harga direntang 5-10 dolar AS melalui GAVI/CEPI. “Berbagai vaksin ini diharapkan dapat memastikan COVID-19 untuk dihentikan atau dimitigasi,” katanya.

Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Neni Nurainy mengaku kesulitan dalam mengembangkan vaksin untuk virus corona (COVID-19). Sebab, pengembangan vaksin butuh proses yang sangat kompleks dan cukup lama.

“Untuk pengembangan vaksin itu tidaklah mudah karena ini merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Karakterisasinya sangat-sangat spesifik,” kata Neni, Rabu (26/4/2020).

Menurut Neni, pengembangan vaksin tak boleh asal-asalan. Tujuan utama dalam pengembangan vaksin yakni harus aman, dan bisa meningkatkan imun tubuh untuk melawan serangan virus corona.

“Dan ini jangan lupa, goal-nya harus menghasilkan vaksin yang aman, imunogenic, dan vaksin ini harus dipenuhi dalam kondisi yang konsisten. dan harus memberikan impact kepada public health,” bebernya.

Neni menambahkan vaksin yang saat ini sedang digarap oleh Indonesia sebenarnya prosesnya sangat panjang. Terakhir yang palung penting, harus ada persyaratan dari badan kesehatan dunia (WHO). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *