Perang Dokter Melawan Keterbatasan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Perang Dokter Melawan Keterbatasan

Oleh : Dr Iqbal Mochtar

Dokter berduka. 100 dokter tewas ditengah pandemi. Dan jumlah ini akan bertambah sejalan belum meredanya pandemi. Diberbagai outbreak, dokter dan tenaga kesehatan memang menjadi sansak empuk. Di Spanyol, lebih 12 ribu tenaga kesehatan (14% dari total kasus) terinfeksi. Di India, 200 dokter meninggal atau 0,3% dari total kematian Covid-19. Di Indonesia lebih tinggi lagi, yaitu 1,4% dari kematian. Bisa jadi ini tertinggi didunia. Meski figur ini hanya perbandingan kasar, paling tidak dapat dipakai untuk peningkatan awareness.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kita jangan keliru menganggap kematian dokter adalah domain spesifik. Kematian dokter dan kematian populasi berjalan paralel, walau tidak selalu proporsional. Jika Covid belum mereda, kematian populasi akan meningkat demikian pula kematian dokter. Jadi untuk mengurangi kematian dokter, kematian populasi harus berkurang dulu.

Kematian populasi dapat dikurangi dengan standard precautions yang sudah ada. Standar yang murah dan mudah. Jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan. Bila dilakukan dengan baik, ini bisa mencegah lebih dari setengah kematian. Masyarakat harus terus diedukasi dan bila perlu ‘dipaksa’ memahami bahwa ini cara paling ampuh melawan Covid. Tidak usah mahal-mahal beli kalung Covid, makan obat tertentu atau bawa minyak kayu putih kemana-mana. Pemerintah juga harus paham bahwa pandemi belum berakhir bahkan mungkin akan memasuki puncak. Mereka harus komitmen mengimplementasikan standard precaution. Larang pertemuan massal, tegakkan disiplin penggunaan masker dan lakukan statifikasi risiko pada perkantoran dan institusi serta lakukan antisipasi yang tepat. Pertimbangkan kembali kelanjutan new-normal. Bila perlu, lakukan kembali PSBB pada daerah berisiko tinggi, paling tidak dalam 2 kali masa inkubasi Covid (28 hari).

Dokter dan tenaga kesehatan perlu bersatu. Gaungkan kemana-mana, lewat media massa dan sosial, tentang pentingnya standard precaution. Lakukan ‘perang pikiran’ dengan masyarakat yang masih menganggap remeh Covid ini. Dalam setiap kesempatan, echo-kan terus pentingnya menjaga jarak, menggunakan masker dan cuci tangan. Kirim ke semua group yang kita miliki, sebanyak mungkin yang kita bisa. Sampaikan ke masyarakat bahwa hingga saat ini, standard precaution ini merupakan senjata terampuh yang kita punya.

Dokter dan tenaga kesehatan perlu mengimplementasikan engineering control. Menggunakan perangkat mekanis dan fisik untuk membatasi dirinya dengan pembawa virus. Rumah sakit dan tempat praktik perlu diinstal pembatas plastik atau kaca antara pasien dan dokter saat konsultasi. Siapapun yang ada dilingkungan rumah sakit wajib menggunakan masker dan sarung tangan, tanpa kecuali. Ruangan dan semua peralatan harus dibersikan rutin dan disinfeksi regular. Bila perlu, unit-unit yang tidak berhubungan langsung pelayanan Covid dinon-aktifkan sementara. Konsultasi lewat telepon digalakkan; hanya kasus yang benar-benar urgen yang ke rumah sakit. Hanya kasus yang benar-benar urgen menjalani operasi.

Administrative control juga dilakukan. Hanya petugas yang benar-benar terlibat Covid yang tetap bekerja langsung; sisanya bekerja parsial atau work from home. Jadual tugas tenaga kesehatan, termasuk residen, harus dibatasi dan dibuat seefisien mungkin. Tenaga kesehatan diatas 55 tahun, apalagi dengan komorbiditas, perlu diberi jadual fleksibel atau bila perlu dirumahkan. Mereka ditugaskan melakukan konsultasi layanan lewat telepon atau tugas administrasi.

APD standar harus tersedia lengkap. Alasan emergency tidak boleh menjadi justifikasi lengahnya keselamatan pribadi. Ini area yang harus ditalangi pemerintah dan rumah sakit. Dana Kesehatan yang masih ada sebaiknya didedikasikan buat penyedian APD. APD adalah benteng terakhir petugas kesehatan. Kalau ini jebol, mereka jadi korban. Tenaga kesehatan juga jangan malu-malu mempelajari kembali penggunaan APD yang tepat (don dan doff). Buat dan sebarkan video penggunaan efektif APD. Karena walau APD ada dan lengkap kalau tidak digunakan secara tepat akan berisiko fatal juga.

Jangan pula lupa berdoa dan menyebarkan aura positive. Jangan hanya melulu bicara tentang penderitaan dan kematian Covid. Itu membuat aura negatif buat kita dan orang sekeliling. Sebarkan informasi positif; tentang banyaknya penderita yang sembuh, tentang bagaimana orang berusia 100 tahun dapat survive, tentang kesuksesan beberapa negara menanggulangi pandemi ini, tentang vaksin yang akan datang. Aura positif ini membangkitkan energi dan imun kita yang membuat kita lebih kuat dan tegar menghadapi pandemi ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *