Cara Menghadapi Orang yang Menjengkelkan Agar Tidak Emosi Ala Gus Baha

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id – Kebaikan Allah itu tidak hanya terbatas bagi hamba-Nya yang beriman saja, bahkan hamba-Nya yang menyekutukan-Nya sekalipun tetap diperlakukan baik oleh Allah. Dibuktikan dengan tetap diberikannya berbagai kenikmatan yang tidak pernah terhenti. Berdasar uraian tersebut, cukup bagi kita untuk meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang selalu baik. Karena Allah adalah Zat yang Maha Baik, maka Allah sangat menyukai segala kebaikan.

Dilansir dari harkah.id, dalam suatu kesempatan, Gus Baha pernah ditanya oleh salah satu peserta pengajian yang beliau ampu. Apabila disingkat, pertanyaannya ialah, “bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi orang yang menjengkelkan atau berbuat buruk kepada kita, supaya tidak meresponsnya dengan emosi?”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menjawab pertanyaan tersebut, beliau menyampaikan pesan yang begitu ringan kepada para audiens, yakni supaya jangan sampai merasa lelah untuk berbuat baik kepada semua orang. Termasuk kepada orang yang dianggap telah menjengkelkan dan berbuat buruk.

Gus Baha melanjutkan uraiannya bahwa, seorang mukmin itu seharusnya yang diperhatikan bukanlah perlakuan manusia kepadanya, tetapi ridha Allah Swt. Jadi, baik orang lain berbuat baik kepadanya maupun tidak, maka itu tidak penting baginya. Karena yang lebih ia butuhkan dan yang terpenting baginya ialah ridho Allah Swt.

Apabila kita memiliki teman yang berbuat buruk kepada kita, tetapi kita membalas perlakuannya dengan perlakuan buruk lagi, maka sama artinya kita terprovokasi oleh orang yang kelakuannya buruk. Apabila seperti itu, maka apa bedanya kita dengan mereka. Bukankah sama-sama menjadi buruk?

Resep yang disampaikan oleh Gus Baha didasarkan pada sabda Nabi Muhammad Saw.

صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَ أَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ

“Sambunglah orang yang telah memutus tali silaturrahim padamu, berbuat baiklah kepada orang yang telah berbuat buruk kepadamu dan katakanlah kebenaran meski terhadap dirimu sendiri.” (H.R. Muslim)

Berbuat baik kepada semua orang ini juga dicontohkan dengan sikap Imam Ahmad bin Hanbal, sebagaimana disebutkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin. Suatu hari Imam Ahmad diundang untuk datang ke rumah tetangganya, tetapi ketika datang, ternyata tidak ada keperluan apa-apa. Hingga pada undangan ketiga, Imam Ahmad tetap saja datang tanpa merasa dipermainkan, meski tanpa keperluan yang jelas dari tetangganya.

Setelah tejadi berulang-ulang, tetangga Imam Ahmad pun heran dengan beliau. Bagaimana bisa, beliau tetap memenuhi undangan, padahal tujuannya hanya dipermainkan. Dan, itu terjadi tak hanya sekali. Tetangga itu pun menanyakan kegelisahannya.

Kemudian Imam Ahmad menjelaskan bahwa, beliau memang datang untuk memenuhi undangan tetangganya. Karena memenuhi undangan tetangga ialah salah satu hal yang diperintahkan Allah Swt. Jadi tidak ada pengaruhnya, baik diundang karena ada keperluan atau tidak, Imam Ahmad tetap bahagia dapat menjalankan perintah Allah Swt.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *