Tiga Hikmah Musibah Bagi Manusia
Oleh: Zahir al-Minangkabawi
Musibah adalah takdir Allah ﷻ yang dirasa buruk oleh makhluknya. Namun meskipun itu buruk dan terasa berat bagi makhluk, musibah pasti memiliki hikmah. Karena semuanya takdir Allah ﷻ ini selalu ada hikmah dibaliknya. Musibah ada tiga hikmahnya, tergantung dari keadaan orang yang ditimpa musibah tersebut, yaitu:
Pertama, sebagai adzab yaitu bagi orang yang berpaling dari agama Allah ﷻ. Allah ﷻberfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)
Allah ﷻ berfirman:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)
Kedua, sebagai peringatan dari Allah ﷻ agar kita jadi lebih baik.
Allah ﷻ berfirman:
وَأَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan kami timpakan kepada mereka adzab supaya mereka kembali.” (QS. az-Zukhruf: 48)
Ketiga, tanda kebaikan dan kecintaan Allah ﷻ kepada seorang hamba.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik maka Allah timpakan musibah kepadanya.” (HR. Bukhari: 5645)
Dalam hadits yang lain beliau ﷺ bersabda:
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ
“Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka.” (HR. Ibnu Majah: 4031, Tirmidzi: 2/64, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah ash-Shahihah: 1/227)
Oleh karena itu manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi dan Rasul. Karena memang merekalah orang-orang yang paling dicintai Allah. Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ : “Siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Beliau ﷺ menjawab:
أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ
“Manusia yang paling berat dan keras cobaannya adalah para nabi, kemudian yang seperti mereka, kemudian yang seperti mereka (yakni di bawah Nabi).” (HR. Tirmidzi: 2/64, Ibnu Majah: 4023, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah ash-Shahihah: 1/225)
Oleh sebab itu, jika kita ditimpa musibah atau sesuatu yang buruk maka segeralah muhasabah (introspeksi) diri, dimanakah kita dari tiga golongan itu. Jika selama ini kita yang jauh dari agama Allah ﷻ maka itu adalah adzab yang disegerakan, atau jika kita selama ini lalai itu adalah peringatan maka segeralah bertaubat kepada Allah ﷻ dan perbaiki diri. Sedangkan jika kita sudah berada diatas ketaatan maka musibah itu bisa jadi tanda kecintaan Allah ﷻ, bersabar dan ridhalah dengan takdir Allah ﷻ itu, jangan biarkan setan mengambil bagian lewat kesedihan dari musibah yang kita terima. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang kedua dan ketiga dan berlindung kepada Allah ﷻ agar tidak termasuk golongan yang pertama. Amin.
Semoga bermanfaat.
1 Komentar