MUI: Protes Boikot Produk Prancis Jangan Merusak

Wakil MUI Muhyddin Junaidi. Foto: Dok Detik/Ari Saputra
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyddin Junaidi mengimbau bagi masyarakat yang ingin melakukan unjuk rasa memprotes pernyataan konroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron, agar digelar secara tertib dan tidak merusak fasilitas umum.

“Kepada masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silakan, tapi dengan tertib, tidak boleh merusak dan harus mengikuti aturan main,” ujar Muhyiddin, Kamis (29/10/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diketahui, seruan boikot Prancis terjadi di sejumlah negara Arab seperti seperti Qatar, Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Muhyiddin meyakini pemerintah Indonesia akan mengambil langkah-langkah diplomatis supaya tidak merugikan hubungan antara Indonesia dan Prancis.

‎‎”Meminta kepada Ibu Menlu agar memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia supaya dia memberikan klarifikasi,” katanya.

MUI kecewa dengan Macron yang seharusnya sebagai kepala negara tidak berkomentar demikian yang bisa berpotensi memecah belah. Sebab Macron tidak hidup sendiri, namun berdampingan dengan umat Islam.

“Harusnya Presiden Macron sadar bahwa dia hidup bersama-sama dengan umat Islam. Ini membuat kondisinya tambah kacau dan panas,” tukasnya.

Seperti diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai “agama dalam krisis” dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih keras untuk menangani separatisme Islam di Prancis.

Ketegangan semakin meningkat setelah kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah, Samuel Paty, pada 16 Oktober di pinggiran Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.

Penyerangnya, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, kemudian ditembak mati oleh polisi. Macron memberikan penghormatan kepada Paty, dan kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.

Presiden Prancis membela karikatur itu, dengan mengatakan Prancis “tidak akan menghentikan kartun kami”. Pernyataan itu memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Kecaman datang dari sejumlah negara Arab, yakni Turki, Iran, dan Pakistan. Negara tersebut menyerukan untuk memboikot produk-produk Prancis. (mh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar