Corona “Mengganas” China Lockdown, Jepang Status Darurat

Penelitian vaksin corona jenis baru di China
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id -Dunia kini dilanda kepanikan, menyusul semakin mengganasnya varian baru covid 19. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dalam pernyataan persnya, pada Kamis (7/1/2021), memberlakukan kembali state of emergency atau keadaan darurat di sebagian wilayah Jepang, yaitu Tokyo, Kanagawa, Saitama dan Chiba, berlaku tanggal 8 Januari hingga 7 Februari 2021 akibat muncul varian baru kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (Foto: Getty Images)

Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi dalam video pesan singkat melalui akun media sosial KBRI Tokyo mengimbau WNI untuk mengurangi kegiatan luar ruangan yang tidak esensial, kecuali commuting, belanja bahan pokok dan pergi ke fasilitas kesehatan. Restoran juga diminta untuk tutup pada pukul 20.00 waktu Jepang. Pemerintah akan memberikan subsidi JPY.60.000 per hari bagi yang mengikuti imbauan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Berdasarkan data KBRI Tokyo, jumlah WNI di Tokyo hingga akhir 2020 sejumlah 66.084 jiwa. Jika terjadi hal darurat di Jepang, WNI dapat menghubungi kontak darurat KBRI Tokyo adalah +818035068612, +818049407419 dan kontak darurat KJRI Osaka adalah +818031131003.

Penelitian vaksin corona jenis baru di China

Sementara itu, Ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Hebei, China, melarang orang pergi ke luar kota pada Kamis (7/1/2021) dalam upaya mengekang penyebaran virus corona baru. Selain melarang orang meninggalkan kota, orang dan kendaraan dari daerah-daerah yang dianggap berisiko tinggi tidak diizinkan meninggalkan distrik mereka.

Hebei memasuki “mode masa perang” pada Selasa (5/1). Ini berarti, tim investigasi akan dibentuk di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten untuk melacak kontak dekat dari mereka yang dinyatakan positif. Total kasus baru virus corona di China mencapai 63 termasuk kasus impor pada Kamis (7/1), melonjak hampir 2 kali lipat dari 32 infeksi sehari sebelumnya. Angka itu merupakan kenaikan terbesar dalam kasus harian sejak mencatat 127 infeksi pada 30 Juli lalu.

Sebelumnya, pihak otoritas China mengatakan, masih bernegosiasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai tanggal dan rencana perjalanan untuk kunjungan para ahli internasional yang menyelidiki asal-usul virus corona baru. Pernyataan China itu keluar setelah Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam Beijing karena tidak memberikan izin untuk misi tersebut.

“Masalah asal sangat kompleks. Untuk memastikan pekerjaan kelompok ahli global di China berhasil, kami perlu menjalankan prosedur yang diperlukan dan rencana konkret yang relevan. Saat ini, kedua belah pihak masih dalam negosiasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam jumpa pers Rabu (6/1), seperti dilansir Channel News Asia. (Sitha/dbs).

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *