Hikmah Siang : 3 Hal Makruh yang Sering Dilakukan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Manusia umumnya memiliki kebiasaan yang mengakar. Hal tersebut disebabkan karena sangking seringnya megulng perbuaatan yang sama.

Mengutip dari Nu.co.id. berikut hal-hal yang menjadi kebiasaan, ternyata hukumnya makruh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

1. Qila wa qala, yaitu banyak omong dalam hal-hal yang tidak ada manfaatnya. 

Hukumnya adalah makruh. Artinya sebaiknya ditinggalkan. Karena banyak omong dalam masalah yang tidak bermanfaat dapat menjerumuskan seseorang kepada pembicaraan yang diharamkan.

Seperti ghibah (membicarakan keburukan orang lain yang memang ada padanya, tidak di hadapannya, seandainya ia mendengar maka ia tidak suka keburukannya itu dibicarakan).

Namimah (memindah omongan dari satu orang ke orang lain untuk mengadu domba sesama Muslim atau merusak hubungan antar mereka) dan lain sebagainya.

2. Katsratus su’al, yaitu banyak bertanya.

bertanya mengenai hal-hal yang tidak diperlukan dan tidak dibutuhkan hukumnya makruh. Adapun bertanya mengenai masalah yang terkait agama yang dibutuhkan dan diperlukan hukumnya wajib. Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha memuji kaum Muslimat Anshor yang tidak pernah malu bertanya kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan agama.

Beliau mengatakan:

(نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ، لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْـحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّيْنِ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Maknanya: “Sebaik-baik perempuan adalah perempuan Kaum Anshor. Rasa malu tidak mencegah mereka untuk memperdalam ilmu agama” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari).

3. idla’atul mal. Yaitu membelanjakan harta pada selain kebaikan. 

Apabila harta itu dibelanjakan dari sumber yang halal dan dengan cara yang halal untuk bersenang-senang dan bermewah-mewahan. Maka hal itu tidaklah terhitung dosa. Hukumnya makruh, sebaiknya tidak dilakukan. Karena memperbanyak kesenangan dan kemewahan hidup bukanlah termasuk perilaku orang-orang yang bertakwa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu:

(إِيَّاكَ وَالتَّنَعُّمَ فَإِنَّ عِبَادَ اللهِ لَيْسُوْا بِالْمُتَنَعِّمِيْنَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ

Maknanya: “Jauhilah sifat gemar bersenang-senang dan bermewah-mewahan, karena hamba-hamba Allah yang shalih bukanlah orang-orang yang gemar bersenang-senang dan bermewah-mewahan” (HR al-Baihaqi).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *