Hikmah Siang : Tahap Mendidik Anak Menurut Islam ala Ali Bin Abi Thalib

Foto: Tha Faith.com
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Mendidik anak bukanlah hal yang mudah. Apalagi zaman terus berkembang dan berubah. Orangtua tentu harus banyak belajar dan mengikuti perkembangan zaman agar sesuai dengan perkembangan anak.

Ali bin Abi Thalib juga pernah berpesan mengenai hal pendidikan anak. Menurutnya, setiap anak harus diajari sesuai zamannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.

Selain itu, sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW ini juga memiliki rumus dalam mendidik anak.

Ali bin Abi Thalib membagi 3 tahapan dalam mendidik anak, agar metode pengajaran yang digunakan orang tua sesuai dengan perkembangan dan porsinya.3 tahap tersebut yakni:

1. Tahap pertama usia 0-7 tahun, perlakukan anak seperti raja.

Pada tahap ini anak baru bisa belajar dengan melihat sikap orang tuanya. Jika orang tua memberikan kasih sayang dan memperlakukannya dengan lembut maka kelak mereka akan tumbuh menjadi orang yang lembut dan penyayang juga.

Cara terbaik untuk mendidik anak pada tahap ini menurut Ali bin Abi Thalib adalah dengan melayaninya dengan sepenuh hati dan tulus. Karena banyak hal kecil yang kita lakukan setiap hari akan berdampak sangat baik bagi perkembangan perilaku anak.

Oleh karena itu, pada tahap ini orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak seperti raja. Di sisi lain orang tua juga harus bisa tidak memanjakan anak dan tetap tegas pada hal-hal tertentu.

2. Tahap kedua usia 8-14 tahun, perlakukan anak sebagai tawanan.

Pada tahap ini, anak sudah saatnya untuk memahami hak dan kewajibannya, baik mengenai akidah, hukum, dan sesuatu yang dilarang dan diperbolehkan.

Seperti mengerjakan sholat 5 waktu, menjaga pergaulan dengan lawan jenis dan lain sebagainya. Pada tahap ini, orang tua sudah harus memulai untuk menerapkan sikap disiplin pada anak.

Hal ini dianggap penting karena anak sudah mulai mengerti tanggung jawab dan konsekuensi yang akan mereka dapatkan ketika melakukan sesuatu.

3. Tahap ketiga usia 15-21 tahun, perlakukan anak sebagai sahabat.

Pada tahap ini anak secara umum sudah memasuki akil baligh. Orang tua harus mampu memposisikan diri sebagai sahabat juga teladan yang baik secara bersamaan.

Selain itu orang tua juga harus membangun kesadaran anak bahwa mereka sudah memasuki usia akil baligh. Pada masa ini, selain mengalami perubahan fisik, anak juga mengalami perubahan mental, spiritual, sosial budaya dan lingkungan yang memungkinkan timbulnya masalah yang harus mereka hadapi.

Orang tua harus mampu memposisikan diri sebagai sahabat agar anak mau terbuka dan bercerita mengenai apa yang sedang mereka hadapi untuk kemudian mencari solusi bersama.

Selain itu, orang tua juga bertugas untuk mengawasi anak tanpa disertai sikap yang otoriter agar anak tidak merasa terkekang.

Dengan begitu anak akan merasa disayangi, dihargai, dicintai dan akan tumbuh rasa percayadiri dan menjadi pribadi yang kuat sehingga mereka senantiasa mampu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Selanjutnya, orang tua sudah harus mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat kepada anak, hal ini penting agar kelak anak akan menjadi pribadi yang cekatan, bertanggung jawab, mandiri dan dapat diandalkan.

Hal yang penting lainnya adalah membekali anak dengan keahlian yang akan mereka butuhkan kelak ketika mereka sudah terjun ke masyarakat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *