Mengubah Takdir dengan Doa, Memperpanjang Usia lewat Amal

Mengubah Takdir dengan Doa
Mengubah Takdir dengan Doa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo

Hajinews.id – Kajian ini berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

عن سلمان الفارسي قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يردُّ القضاءَ إلَّا الدُّعاءُ ، ولا يزيدُ في العمرِ إلَّا البرُّ. رواه الترميذى حديث جسن

Dari Salman al-Farisi berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada ada yang mencegah takdir kecuali doa, dan tidak ada yang menambah umur kecuali amal kebajikan.” (HR Tirmidzi)

Makna Takdir

Kata takdir berasal dari bahasa Arab qaddara yuqaddiru taqdiran. Yang artinya menilai, menaksir, dan jika terkait dengan Allah maka berarti ketetapan atau menetapkan, karena menjadi sesuatu yang pasti. Qaddarallah alaihi berarti takdir yang Allah tetapkan padanya. Allah telah menetapkan takdri-Nya bagi semua makhluk. Dan takdir itu yang akan berlaku di alam semesta ini.

Begitu juga bagi tiap manusia, Allah telah menetapkan takdir-Nya mengenai berapa usianya, di mana ia akan tinggal, dan seterusnya. Oleh karena itu takdir merupakan sesuatu yang sangat rahasia dan hanya Allah Yang Maha Tahu terhadap takdir masing-masing manusia.

Takdir Bisa Diubah

Takdir bisa diubah dengan doa, sebagaimana penjelasan dalam hadits di atas. Doa merupakan senjata dan sekaligus perisai bagi setiap mukmin. Maka seyogyanya setiap hamba terus berinktiar dalam kepentingan kehidupannya di dunia dan di akhirat. Baik ikhtiar secara lahir yaitu dengan terus berusaha dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Tapi tidak lupa berikhtiar secara batin yaitu selalu berdoa dan berdoa sepanjang hayatnya.

Hidup ini hakikatnya hanya bisa pasrah dan bersandar kepada Allah, karena semua apa yang terjadi telah tertulis atau ditetapkan oleh-Nya. Tidak ada kehebatan dan kekuatan sedikit pun yang ada pada setiap hamba kecuali semua itu adalah anugerah Allah kepada setiap hamba.

Dengan demikian manusia tidak berhak untuk menyombongkan diri sedikit pun tatkala ia merasa berhasil, karena keberhasilannya itu jika ia sadari adalah karena pertolongan Allah. Sekalipun mungkin ia berkeyakinan tidak bertuhan, karena hakikat kemampuannya itu adalah anugerah Tuhan yang menciptakan dirinya. Tetapi karena kebutaan akal pikirannya sehingga ia tidak terbimbing untuk melihat karya tuhan pada dirinya.

Takdir bersifat rahasia, kita tidak ada yang tahu tentang bagaimana takdir kita ke depan, yang dapat kita ketahui adalah takdir yang sudah terjadi pada diri kita. Untuk itu sikap optimis harus selalu dibangun dalam jiwa Mukmin, agar kemudian tidak mudah berkeluh-kesah apalagi berputus-asa. Karena pasti Allah tidak akan dan tidak pernah berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya kecuali hambalah yang menganiaya dirinya sendiri.

إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلۡغَيۡثَ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡأَرۡحَامِۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٞ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدٗاۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٖ تَمُوتُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرُۢ  ٣٤

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Lukman: 34)

Dengan kekuatan doa, takdir yang sebelumnya kita tidak tahu bagaimananya dapat berubah menjadi kebaikan demi kebaikan. Berdoa bagian dari ibadah yang sangat penting agar seorang hamba memiliki daya tahan dan kekuatan dalam menghadapi segala keadaan dengan bersandar kepada Allah. Sehingga berprasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala secara terus-menerus merupakan keharusan bagi setiap hamba.

Pun jika kebaikan yang telah diterimanya, maka ia akan selalu bersyukur dan bersyukur, karena ia memahami bahwa semua itu adalah takdir baik yang Allah anugrahkan kepadanya, sekaligus sebagai bentuk amanah yang tidak boleh disalah manfaatkan. Keyakinan dalam kesalahan memanfaatkan berakibat fatal karena dianggap khianat, dan risikonya sangat besar dan berat.

Lanjutkan Baca di halaman 2: Takdir Baik dan Buruk

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *