Kanjuruhan Itu Kehancuran

Kanjuruhan Itu Kehancuran
Pintu Stadion Kanjuruhan. Foto/ilustrasi: ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Presiden yang terlanjur dianggap publik sebagai raja basa-basi dan menjadi boneka oligarki. Bersanding dengan Polri yang yang semakin kehilangan presisi. Keduanya berangsur-angsur berhasil membangun dinasti tirani bagi kehidupan demokrasi. Tak cukup sekedar itu, rezim tanpa nurani yang telah membawa negeri dalam krisis multidimensi, berhasil memoles arogansi kekuasaannya menjadi musuh rakyat. Kekejiannya layak disetarakan dengan pembunuh berdarah dingin. Menghadapi aspirasi dan dinamika rakyat selalu dihadapi dengan pola tangan besi. Tanpa pendekatan persuasif, tanpa pendekatan dari hati ke hati. Rezim menjadi begitu miris dan tragis, lembut dan ramah terhadap oligarki, namun kepada rakyat rajin menghampiri dan memberi tragedi.

Mungkin karena terlalu lama mengidap politik sekuler dan liberal, rezim terlalu kering menerima asupan sipritual dan religi. Tanpa beban mengabaikan kemanusiaan, mengingkari dan menghianati cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Maraknya pembunuhan terhadap rakyat sendiri atas nama negara dan prosedur keamanan kini semakin permisif. Mulai dari kalangan jelata, intelektual bahkan sampai mengorbankan aparaturnya sendiri, rezim tega melakukannya demi kekuasaan duniawi. Begitu mengenaskan tragedi demi tragedi, kematian demi kematian, seperti virus yang mewabah di bumi pertiwi. Pembunuhan orang per orang, kelompok dan secara massal, sudah menjadi lumrah dan pemandangan yang biasa. Tak cukup dilanda pandemi, negeri nusantara sedang mengalami keberadaban yang mati suri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

kematian enam orang Laskar FPI yang disinyalir bagian dari operasi intelejen hitam negara, kematian brigadir polisi Joshua yang yang motif pembunuhannya terbantahkan, serta tragedi Kanjuruhan yang mengguncang perhatian nasional dan internasional.

Dalam kesadaran dunia, Indonesia menjadi negara yang kerdil dan primitif. Di mata rakyat di negerinya sendiri, sejatinya tragedi Kanjuruhan itu adalah kehancuran bagi sebuah negara bangsa yang bernama Indonesia. Boleh jadi itu pandangan itu wajar, setidaknya dalam pandangan keagamaan, jangankan pembunuhan massal, membunuh satu nyawa manusia saja tanpa alassn yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan, itu sama saja dengan membunuh seluruh umat manusia.

Kadangkala terbesit dalam pikiran, seandainya sedikit saja rezim ini terlebih pada presiden dan Polri, sekali saja kerasukan nilai- nilai spiritual dan religi. Tentunya akan sadar betapa pentingnya dan maha dahsyatnya menjaga dan melindungi satu nyawa rakyatnya, termasuk harta, kehormatan dan martabatnya.

Semoga saja sewaktu-waktu, rezim ini kesetanan dengan kemanusiaannya.

Dari catatan pinggiran labirin kritis dan relung kesadaran perlawanan.

Bekasi Kota Patriot.
23 Oktober 2022/26 Rabi’ul Awal 1444 H.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *