Hikmah Siang: Realitas Tasyabbuh yang Melanda Umat Islam

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Bila kita cermati, realita kehidupan umat Islam menunjukkan bahwa kecenderungan mayoritas umat untuk bertasyabbuh dengan orang-orang kafir sangatlah kuat.

Tidak sedikit dari para ahli ibadah yang menyerupai orang-orang Nasrani dalam melakukan ibadahnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yakni, rajin beribadah namun tidak dibangun di atas ilmu yang benar.

Demikian pula tidak sedikit para intelektual yang menyerupai orang-orang Yahudi, yakni mengetahui kebenaran namun berusaha menghindari kebenaran tersebut karena dorongan hawa nafsunya. Pengultusan orang-orang saleh dan pengeramatan kuburan-kuburan mereka dengan berbagai macam praktik kesyirikan yang ada, merupakan wujud tasyabbuh dengan orang-orang musyrik dan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani). Demikian pula para muda-mudi yang kian hari kian gandrung dengan model dan budaya orang-orang kafir…, suatu realitas buruk dan menyedihkan yang melanda umat ini.

Bila kita membuka kembali lembaran-lembaran sunnah Rasulullah ﷺ ternyata realita ini telah beliau kabarkan jauh-jauh hari sebelum beliau wafat. Beliau ﷺ bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟

“Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir), niscaya kalian akan mengikuti mereka.” Kami berkata, “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Sa’id al- Khudri radhiallahu ‘anhu, lihat al-Lu’lu wal Marjan, hadits no. 1708)

An–Nawawi rahimahullah berkata, “Penyebutan lafadz jengkal, hasta, dan liang dhabb, adalah sebagai kinayah tentang kuatnya penyerupaan umat ini terhadap Yahudi dan Nasrani. Penyerupaan di sini dalam hal kemaksiatan dan pelanggaran-pelanggaran syar’i, bukan dalam hal kekafiran.” (Syarh Shahih Muslim 16/436)

Demikianlah kabar dari Rasulullah ﷺ yang benar-benar telah menjadi fakta dan realita saat ini, suatu kabar yang hakikatnya merupakan peringatan agar umatnya tidak tasyabbuh dengan orang-orang kafir. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata ketika menerangkan hadits Abu Waqid al-Laitsi radhiallahu ‘anhu,

لَتَرْكَبُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ

“Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/jalan orang-orang sebelum kalian.” (HR. at-Tirmidzi, Kitabul Fitan, hadits no. 2180)

“Perkataan ini bukanlah persetujuan dari Rasul, bahkan merupakan peringatan dari beliau ﷺ. Karena sebagaimana dimaklumi, cara/jalan orang-orang sebelum kita (Yahudi dan Nasrani) yang diikuti oleh umat ini adalah jalan yang sesat.…” (al-Qaulul Mufid, 1/202)

Mungkin ada yang bertanya, “Jika memang tasyabbuh dengan orang-orang kafir merupakan sunnatullah yang digariskan untuk umat ini, lalu mengapa perbuatan tersebut dilarang?”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Karena al-Qur’an dan as-Sunnah telah menerangkan pula bahwasanya akan selalu ada pada umat ini sekelompok kecil yang berpegang teguh dengan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ hingga hari kiamat, dan umat ini tidak akan bersatu padu (secara keseluruhan) di atas kesesatan.

Dengan adanya larangan dari perbuatan tasyabbuh akan memperbanyak kelompok kecil yang selalu dibela oleh Allah ﷻ ini, mengokohkan dan menambah keimanan mereka. Semoga Allah ﷻ, Dzat Yang Maha Mengabulkan, menjadikan kita bagian dari mereka.” (Iqtidha ash-Shirathil Mustaqim, 1/170—171)

Penulis: Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc. حفظه الله

📲 @IslamAdalahSunnah​​​​​​​​​​​​​

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *