Ramadhan bulan penuh kebaikan yang untuk masuk ke dalamnya perlu persiapan.
Suatu amalan yang besar akan memerlukan persiapan yang besar pula.
Jika dikiaskan, bagaikan seseorang yang akan melakukan perlombaan Lari cepat, maka sebelum pertandingan seorang atlet akan tekun dan terus melakukan persiapan/latihan hingga sampai waktunya dia bertanding maka hasil yang diperolehnya juga maksimal, sebaliknya jika dirinya tidak ada persiapan/latihan maka sudah pasti dirinya akan terkalahkan.
Sebahagian dari kaum muslimin, di awal Ramadhan mereka sangat bersemangat melakukan amalan, tapi semakin berjalan dan berakhir Ramadhan maka semakin kendor semangat mereka untuk terus beramal. Padahal puncak amalan yang merupakan puncak kebaikan itu berada di akhir Ramadhan. Ini karena kurangnya persiapan (di bulan Sya’ban) untuk menyambut Ramadhan.
Inilah hakikat Ramadhan, supaya bisa maksimal di akhir, maka harus maksimal pencapaian di awal dan pertengahan Ramadhan. Supaya pencapaian bisa maksimal di awal Ramadhan maka maksimalkan persiapan saat memasuki Ramadhan (dibulan Sya’ban).
Dan diantara persiapan memasuki Ramadhan :
1⃣. Siapkan ilmu
Ilmu adalah penentu suatu amalan.
Pelajari berbagai ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan, seperti hal yang diharomkan, dibolehkan, disunnahkan, dimakruhkan ketika seseorang berpuasa.
2⃣. Mulai memperbanyak puasa sunnah.
Saat memperbanyak puasa, maka akan melatih diri mendapatkan segala kebaikan dan keutamaan yang terdapat di bulan syaban. Maka jangan ditanya kebaikan yang akan di dapatkan di dalam Ramadhan.
3⃣. Perbanyak membaca Al Qur’an
Ramadhan adalah bulan puasa sekaligus Bulannya Al-Quran.
Rasulullah ﷺ telah bersabda :
“Bacalah Al-Quran, kelak ia akan datang di Hari Kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya.” (HR. Muslim).
Khusus untuk bacaan Al Qur’an, maka milikilah bacaan yang melahirkan ketaqwaan, Sebagaimana puasa yang melahirkan ketaqwaan.
Dengan puasa maka akan lahir kecintaan, harapan, takut, pembesaran kepada Allah Ta’ala, begitu pula saat membaca Al Qur’an maka akan lahir pula kecintaan, pembesaran kepada Allah Ta’ala. Tapi dengan syarat rubahlah cara membaca Al Qur’an yang dulunya dengan sekedar membaca saja tapi tidak memahami apa yang dibaca. Bacalah Al Qur’an itu dengan mentadabburinya, melihat terjemahannya lalu telaah dan fikirkan maksud dari apa yang dibaca dari Al Qur’an.
Al Qur’an itu adalah pedoman hidup, tapi bagaimana bisa Al Qur’an menjadi pedoman hidup jika hanya sekedar dibaca dan tidak diketahui artinya, dipahami maknanya.
Bagaimana menjadikan bacaan Al Qur’an itu maksimal…??
▶ Miliki hati
Siapkan hati, apapun yang lahir dari Al Qur’an maka terima. Isi hati dengan ilmu Al Qur’an.
Sehebat penerimaan terhadap Al Qur’an itu di atas keyakinan bahwa Al Qur’an itu bukan sembarang kalimat, Al Qur’an itu Kalamullah (Firman Allah Ta’ala) sehingga hal ini akan menimbulkan keyakinan pengagungan, pembesaran, pemuliaan kepada Allah yang menurunkan Al Qur’an.
▶ Pasang pendengaran
Biar hati siap menerima ilmu Al Qur’an, tapi jika tidak ada pendengaran sebagai jalur masuknya Ilmu ini, maka ilmu tsb tidak akan sampai kedalam hati sebab jalurnya tertutup. Makanya buka jalur (pendengaran) itu.
▶. Hadirkan hati
Kadang orang yang sudah menyiapkan hati dan pendengarannya tapi hatinya lalai, tidak konsentrasi pada apa yang dibaca, maka tidak akan maksimal bacaan Al Qur’annya dan ilmu yang akan didapatnya.
Wallahu ‘alam
Dari Abu Bakrah , Nabi ﷺ berkata:
… لِيُبَلِّغ الشَّاهِدُ مِنْكُمْ الْغَائِبَ…
…(Maka) Hendaklah yg hadir menyampaikan kepada yg tak hadir…
(HR. Bukhari; 102)
🖋 Abdullah حفظه الله