Al-qur’an dan Kebiasaan Berinfaq

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. Mohammad Nasih
Pengasih Pondok Pesantren Tahfidh al-Qur’an Darun Nashihah MONASH INSTITUTE Semarang; Pengajar di Program Pascasarjana Ilmu Politik UI dan FISIP UMJ, dan Redaktur ahli hajinews.id.

Harta kekayaan sesungguhnya hanyalah titipan atau amanah Allah Swt.. Allah bisa memberikan sebanyak apa pun yang diinginkanNya. Demikian pula Allah bisa mengambilnya, sebanyak apa pun dalam sekejap mata. Dengan harta, manusia diuji.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Orang yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi kepada harta, seberapa pun banyak harta yang ada padanya, maka dia adalah fakir (faqiir, sangat butuh). Sedangkan yang sebaliknya, maka dia kaya (ghaniy). Makna asli ghaniydalam bahasa Arab adalah laa haajata. Karena itu, harta yang dikuasakan Allah kepada seseorang, dan ia menggunakannya sesuai dengan perintah Allah Swt., maka sebanyak itulah sesungguhnya kekayaannya. Untuk melatih manusia lulus ujian ketergantungan kepada harta dunia, Allah memerintahkan untuk melakukan zakat, infak, shadaqah. Nabi juga menekankan pentingnya saling memberikan hadiah dengan tujuan menumbuhkan saling cinta.

Zakat wajib bagi muslim yang mampu. Karena itu, muslim yang benar-benar berkomitmen kepada Islam harus menunaikan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat harta. Yang juga berhubungan dengan memberikan harta, tidak masuk dalam kategori wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk dibiasakan adalah infak dan shadaqah.

Al-Qur’an bahkan menyebut bahwa menginfakkan harta yang disukai merupakan salah satu prasyarat untuk mencapai kebajikan yang paripurna (al-birr). Allah berfirman:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan di antara harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali Imran: 92)

Kalau ayat di atas bernada menyerukan atau menganjurkan, di ayat yang lain, Allah mengancam:

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya“. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (al-Taubah: 24)

Selain menyerukan dan mengancam, Allah juga memberikan janji yang sesungguhnya sangat menarik, berupa balasan yang sangat menggiurkan. Sesuatu yang diinfakkan di jalan Allah, akan mendapatkan balasan yang lebih baik, sepuluh, tujuh ratus kali lipat, bahkan tak terhingga kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Dan balasan itu tidak hanya di akhirat, tetapi juga di dunia.

Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu.” (al-Naml: 89)

Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (al-Qashash: 84)

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 261)

Berdasarkan ayat-ayat di atas, orang yang mau memberikan infak dan shadaqah yang terbaik, tidak akan mengalami defisit atau kerugian, tetapi sebaliknya justru akan mengalami kelimpahan.

Karena itu, memberikan infak dan shadaqah yang terbaik, mestilah dibiasakan. Terlebih lagi, menginfakkan harta kekayaan diserukan setelah perintah tentang kewajiban menjalankan shalat dan menunaikan zakat.

Kebiasaan memberikan yang terbaik akan menghindarkan diri dari sikap cinta yang berlebihan kepada harta kekayaan. Harta merupakan di antara ujian dalam kehidupan dunia. Jika hati berhasil melepaskan diri dari tarikan duniawi, maka keberuntungan akan bisa diraih, berupa balasan terbaik dari Allah.

Dicitrakan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali ‘Imran: 14)

Orang yang bisa membiasakan berinfak dan shadaqah, akan terhindar dari kemacetan rizki. Sebab, atas orang yang kikir, Allah akan berlaku sama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersedekahlah kamu dan jangan menghitung-hitung, karena Allah akan menghitung-hitung pula pemberian-Nya kepadamu. Dan janganlah kikir, karena Allah akan kikir pula kepadamu.” (HR. Muslim)

Dan yang pasti, ora g yang membiasakan kedermawanan, akan selamat dari siksaan sangat berat akibat bakhil.

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran: 180).

Untuk melatih dan membiasakan kedermawanan, menunaikan infak harus dilakukan dalam keadaan apa pun, baik lapang maupun sempit. Jika sudah menjadi kebiasaan, dalam keadaan apa pun, memberikan kepada orang lain akan menjadi sangat ringan.

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran: 134). Wallahu a’lam bi al-shawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar