Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.co.id – Dari beberapa pernyataannya, bisa diketahui bahwa Presiden George W. Bush adalah presiden Amerika Serikat yang mengenal Islam. Artinya, dia tahu tentang sesesorang atau sesuatu untuk mengetahui bahwa seseorang atau sesuatu itu ada dan siapa, apa, atau di mana mereka berada. Jadi, tingkatan ‘tahu’ atau ‘kenal’ yang dimilikinya masih sangat awal.
Jika diukur dengan istilah ‘hidayah’ dalam Islam, mungkin apa yang dikenal oleh Presiden Bush baru merupakan hidayah tingkat pertama atau kedua dari empat tingkatan hidayah. Keempat tingkatan itu adalah (1) Hidayah yang bersifat umum, (2) Hidayah yang berupa penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan jalan yang buruk, (3) Hidayah taufik yang merupakan ilham dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar, dan (4) Puncak hidayah, yaitu hidayah kepada Surga dan Neraka.
Karena masih tingkat hidayah yang bersifat umum, maka tingkat ini masih sangat awal dan belum menyentuh essensinya. Dalam kajian Islam, hidayah demikian memang diberikan Allah Subhanahau wata’ala kepada semua makhluk, sebagaimana firman Allah,
قَال َرَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
Artinya:
Musa berkata, ‘Rabb kami (Allah SWT) ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada setiap makhluk bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk’ (QS. Thaahaa, ayat 50).
Hidayah level ini diberikan kepada semua makhluk dalam hal yang berhubungan dengan kelangsungan dan kemaslahatan hidup mereka dalam urusan-urusan dunia. Jadi, hidayah level ini hanya bermanfaat untuk menjauhi hal-hal yang membinasakan untuk kelangsungan hidup di dunia saja. Demikian juga dengan hidayah yang berupa penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan jalan yang buruk, sebagaimana firman Allah,
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا
الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
Artinya:
Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk (QS. Fushshilat, ayat 17).