Serial Maulud Nabi SAW. Bagaimana Kiranya ?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ust Salim A Fillah

Bagaimana kiranya perasaan Ash Shiddiq saat Nabi  Muhammad bersabda, “Andai aku diizinkan mengambil kekasih di antara insan; pasti kujadikan Abu Bakr sebagai Khalilku”?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bagaimana kiranya perasaan Sayyidina ‘Umar, saat dia berpamit ‘umrah dan Nabi Muhammad bersabda padanya, “Jangan lupakan kami dalam do’amu duhai saudara tersayang”?

Bagaimana kiranya perasaan Sayyidina ‘Utsman saat membekali pasukan Tabuk dan Nabi Muhammad bersabda, “Tiada membahayakan ‘Utsman apapun yang dia lakukan setelah ini”?

Bagaimana kiranya perasaan Sayyidina ‘Ali kala Nabi Muhammad bersabda, “Hanyasanya kedudukanmu di sisiku laksana Harun di sisi Musa, tapi tiada lagi Nabi sesudahku”?

Bagaimana kiranya perasaan Thalhah ibn ‘Ubaidillah saat Nabi Muhammad bersabda, “Siapa yang ingin melihat syahid yang masih berjalan di muka bumi, lihatlah Thalhah”?
Bagaimana kiranya perasaan Zubair ibn Al ‘Awwam saat Rasulullah bersabda, “Setiap Nabi memiliki Hawari, dan Hawariku adalah Az Zubair”?

Bagaimana kiranya perasaan Abu ‘Ubaidah ibn Al Jarrah saat Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap ummat memiliki Aamin, dan orang kepercayaan ummat ini adalah Abu ‘Ubaidah”?
Bagaimana kiranya perasaan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf saat dirinyalah dimaksud oleh sabda Nabi Muhammad kepada Khalid ibn Al Walid, “Jangan cela sahabatku.. Demi Allah andai kalian berinfak emas seberat gunung Uhud; hal itu takkan menyamai shadaqah segenggam atau setengah genggam tepungnya.”

Bagaimana kiranya perasaan Sayyidina Sa’d ibn Abi Waqqash saat Nabi Muhammad SAW bersabda, “Panahlah duhai Sa’d, panahlah! Ayah & Bundaku sebagai tebusan bagimu”?
Bagaimana kiranya perasaan Mu’adz ibn Jabal, di saat Rasulullah bersabda padanya, “Wahai Mu’adz, demi Allah, aku benar-benar mencintaimu”?

Bagaimana kiranya perasaan Ibn ‘Abbas, saat Nabi merengkuh & mencium kepalanya lalu berdoa, “Ya Allah faqihkan dia & ajarkan tafsir padanya”?
Apa kiranya perasaan Ubay ibn Ka’b, saat Nabi berkata padanya, “Allah memerintahkanku untuk membacakan Surat Al Bayyinah ini kepadamu”, hingga dengan wajah berseri-seri dia bertanya, “Ya Rasulallah; benarkah Allah menyebut namaku kepadamu?”, dan Nabi menjawab, “Benar!”?

Bagaimana kiranya perasaan Abu Musa Al Asy’ari, di saat Nabi bersabda padanya, “Esok datanglah menjumpaiku, sungguh aku ingin mendengarkan bacaan Quran-mu”?
Bagaimana kiranya perasaan Ibunda kita ‘Aisyah, saat Nabi menyebut namanya tanpa ragu di urutan pertama, kala ditanya ‘Amr siapakan yang paling dicintai?

Bagaimana kiranya perasaan Ibn Mas’ud, kala betis kecilnya ditertawakan; maka Nabi bersabda, “Sungguh betis itu di sisi Allah lebih berat dari Gunung Uhud”?

Bagaimana kiranya perasaan ‘Ukasyah, saat disebut 70.000 orang masuk ke surga tanpa hisab & Nabi bersabda, “Engkau termasuk di antara mereka wahai ‘Ukasyah”?
Bagaimana kiranya perasaan Bilal ibn Rabah, saat Nabi bersabda, “Ceritakan padaku hai Bilal, ‘amal apakah yang paling kau jaga dalam Islam. Sebab sungguh aku mendengar bunyi terompahmu di surga?”, lalu dia menjawab tersipu, “Menjaga wudhu’ & dua raka’at syukur atas wudhu’”?

Bagaiamana kiranya perasaan orang-orang Anshar, di kala Nabi bersabda, “Jika manusia memilih jalan melalui sebuah lembah, sedang kaum Anshar mengambil suatu celah, niscaya aku turut serta di celah yang dilalui oleh para Anshar. Ya Allah rahmatilah Anshar & anak-cucu kaum Anshar”?

Apa kiranya perasaan para sahabat semuanya, yang mereka berjumpa Nabi pada petang dan pagi, berjalan mengiringi, beroleh senyum & doanya?

Yang lebih penting dan indah dari itu semua; bagaimana dengan kita? Bagaimana kiranya perasaan kita saat kelak bertemu Nabi & para sahabatnya?
Adakah Nabi bersabda, “Kaliankah orangnya, yang telah membuatku menangis karena rindu, yang telah membuat para sahabatku cemburu”?

“Kaliankah orangnya; yang beriman kepada apa yang kubawa meski kita tak berjumpa; yang mengucap shalawat atas namaku meski tak bertemu?”
Ini kami Ya Rasulallah; yang rindu tapi malu, membaca shalawat dengan lidah kelu; adakah kami layak jadi ummatmu, dan beroleh syafaa’atmu?

Ya Allah, limpahkan shalawat pada kekasihMu Nabi, junjungan kami Muhammad SAW , sampaikan salam kami padanya. Pula ridhaMu atas semua sahabat; jadikan kami bersama mereka.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *