Bahaya! Stok Vaksin Covid-19 Indonesia Terancam Habis pada April 2021

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Indonesia berpotensi kehabisan persediaan vaksin Covid-19 pada April 2021. Hal ini terungkap saat Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengadakan diskusi isu terkini Covid-19 dan jumpa pers dengan media pada Sabtu (27/3/2021). Terbatasnya ketersediaan vaksin Covid-19 akibat penundaaan dua gelombang pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Indonesia.

“April (persediaan vaksin) kita akan sedikit sekali. Kita hanya punya 7,6 juta vaksin Sinovac,” ujar Budi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seperti diketahui, Indonesia sebelumnya sudah melakukan kesepakatan dengan Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca untuk negara-negara miskin dan berkembang. Dari kesepakatan itu Indonesia sudah memperoleh 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia.

Total 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca itu kini sudah digunakan dalam program vaksinasi di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara. Budi menyebut, usai 1,1 juta dosis vaksin diterima, sedianya, Indonesia akan menerima sebanyak 2,5 juta vaksin AstraZeneca pada 25 Maret 2021. Setelah itu, vaksin yang sama akan kembali datang ke Tanah Air sebanyak 7,8 dosis pada April 2021. Namun, pihak Covax-GAVI mengumumkan penundaan dua gelombang pengiriman ke Indonesia. Budi mengaku mendapat kepastian kabar ini pada Jumat (26/3/2021).

“Sehingga Di bulan April nanti kita hanya ada 7,6 juta dosis (Sinovac) karena yang ini tadi (dua gelombang pengiriman) tadi hilang,” ungkap Budi dilansir kompas.

Penundaan pengiriman karena embargo vaksin Budi melanjutkan, penundaan dua gelombang pengiriman vaksin AstraZeneca disebabkan adanya embargo vaksin di India.

“Ternyata ini pending, tertunda karena ada isu India embargo vaksin,” katanya.
Budi menjelaskan, saat ini kasus Covid-19 di India sedang kembali naik. Sehingga, otoritas setempat tidak mengizinkan vaksin keluar dari negaranya. Dia menjelaskan vaksin AstraZeneca saat ini paling banyak diproduksi di India.
“Sebab AstraZeneca ini paling besar dibikin di India. Karena inilah, Covax-GAVI merealokasikan lagi pembagiannya. Sehingga mereka menunda pengiriman untuk Maret-April,” lanjutnya.

Budi juga mengungkapkan, hingga saat ini belum ada konfirmasi pasti sampai kapan penundaan pengiriman vaksin AstraZeneca gelombang II dan III ke Indonesia itu dilakukan.

“Sampai sekarang belum ada konfirmasi pasti dari mereka. Tapi mereka mengatakan (sampai) sekitar Mei (2021),” ujarnya. “Tapi belum pasti. Tapi mereka memberikan indikasi sekitar Mei,” lanjutnya.

Persediaan Sinovac hanya bertahan dua pekan Merujuk kondisi di atas, Budi membuat perhitungan tentang masa vaksinasi pada April 2021. Dia lantas mengaitkan ketersediaan vaksin Sinovac sebanyak 7,6 juta dosis dengan kecepatan vaksinasi yang hampir 500 ribu dosis dalam sehari. Bahkan, menurut rencana awal, kecepatan vaksinasi diperkirakan naik mendekati 600 ribu dosis perhari pada April. Sehingga jika dengan ketersediaan vaksin yang ada, maka proses vaksinasi diperkirakan hanya bertahan sekitar 15 hari atau dua pekan saja.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *