Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id – Orang kampung itu sederhana, tapi tenang dan damai hidupnya. Berbeda dengan mereka yang tinggal di perkotaan, penuh kekhawatiran, banyak pikiran dan beban hidup.
Padahal, pendidikan orang di kota lebih tinggi daripada masyarakat perkampungan. Tetapi soal kualitas hidup, tentu boleh diadu.
Orang kampung lebih tenang, di pagi hari berangkat ke sawah membawa pacul, berkaos oblong dan tidak bersepatu. Sederhana sekali, tapi mereka senang. Mereka bekerja dibalik lumpur sawah yang tidak najis, menggali dan mencangkul.
Menjelang waktu dzuhur tiba, orang-orang kampung membersihkan tangan mereka dari lumpur, mengganti bajunya yang basah karena keringat dan memakai sarung. Setelah mengambil wudhu, orang kampung salat di pondok sederhananya. Kemudian menyantap makan siang yang sederhana pula.
Melansir akun TikTok Ustadz Abdul Somad atau UAS, memang orang kampung itu ilmunya tidak banyak, tapi hatinya sangat bersih.
Dia mengerjakan salat sebagaimana umumnya, tanpa banyak wirid ataupun amalan lain. Salat pun dikerjakan di pondok kecil di tengah sawah. Saat pulang ke rumah menjelang maghrib, tetap mengerjakan salat juga. Malam beristirahat tanpa memikirkan hal dunia yang sangat menyibukkan.
Tapi anak keturunan mereka menjadi orang-orang besar. Berapa banyak tokoh nasional yang lahir dari keluarga petani. Ayah mereka memang pemegang pacul, tetapi anaknya adalah ‘alim besar, kiai yang disegani, militer yang ditakuti, ataupun pejabat pemikul amanah rakyat.
Semua terjadi karena kebersihan hati orang-orang kampung, mereka bekerja di dunia untuk mengisi waktu luang panggilan Allah Swt melalui lantunan adzan. Tidak ada ambisi untuk menjadi kaya, tetapi Allah sertakan kekayaan yang sesungguhnya, yakni hati seluas tujuh samudera.
Orang perkotaan sebaliknya, lebih didominasi mereka yang ambisi terhadap dunia fana. Semua pekerja ingin dapatkan jabatan tinggi tanpa mengetahui tujuannya. Seorang mahasiswa ingin cepat lulus tanpa mengetahui makna belajar yang sesungguhnya.
Interpretasi hati yang bersih ke dalam hidup merupakan hal yang sulit, tapi itulah hidup terbaik. Bukan sekadar ikut-ikutan orang, tetapi tahu bahwa hidup ini punya tujuan.***
