Hajinews.id – Serangan jantung bisa terjadi kapan saja, di mana saja, bahkan saat seseorang sedang tidur.
Serangan jantung yang tertunda terkadang membangunkan penderitanya, namun terkadang gejalanya ringan, seperti masuk angin atau flu.
Tidak jarang serangan jantung berakhir fatal saat tidur dan mengorbankan nyawa orang yang terkena dampaknya.
Berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai tanda, penyebab dan pencegahan serangan jantung saat tidur.
Penyebab dan tanda serangan jantung saat tidur
Melansir Live Strong, penyebab serangan jantung saat tidur biasanya karena pecahnya plak pembuluh darah arteri yang mengarah ke jantung.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Serangan jantung ini berisiko dialami orang yang merokok, gemar makan makanan tidak sehat seperti asupan tinggi lemak dan gula, malas bergerak, dan jarang olahraga.
Orang dengan kondisi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan berasal dari keluarga pengidap jantung juga riskan mengalami serangan jantung saat tidur.
Menurut American Heart Association, terdapat beberapa ciri-ciri serangan jantung saat tidur yang perlu diwaspadai, yakni:
- Nyeri dada atau dada terasa tidak nyaman
- Sesak napas
- Mual dan muntah
- Rasa sakit atau tidak nyaman di rahang, bahu, leher, lengan, punggung, atau area sekitar pusing
- Pusing atau sakit kepala
- Keluar keringat dingin
Jika Anda merasakan tanda serangan jantung saat tidur di atas, segera cari pertolongan medis darurat.
Semakin cepat Anda mendapatkan pertolongan pertama, risiko komplikasi dan fatal bisa diminimalkan.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, serangan jantung saat tidur tak boleh disepelekan.
Meskipun gejalanya ringan dan masalah kesehatan ini Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan kesehatan ke rumah sakit untuk mencegah serangan jantung kedua yang potensial lebih fatal.
Dokter di rumah sakit biasanya akan melakukan pemeriksaan jantung dengan alat elektrokardiogram dan ekokardiogram.
Setelah diketahui kondisi serangan jantung, dokter akan merekomendasikan pengobatan dan menyarankan perubahan gaya hidup sehat untuk mencegah serangan jantung kedua.