Daftar Donatur Palestina
Hajinews.co.id – Apakah istri ulama atau ustadz menjamin seseorang masuk surga karena harus memiliki ilmu agama yang luas?
Menurut pakar tafsir Al-Qur’an, Prof. Quraish Shihab dalam bukunya “Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui,” tidak ada riwayat bahwa menikah dengan seorang ulama menjamin masuk surga.
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Quraish bahkan mengutip sabda Nabi Muhammad Saw, “Tidak seorangpun di antara kamu yang masuk surga karena amal perbuatannya.”
Saat para sahabat bertanya, “Termasuk engkau, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Termasuk aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.”
“Dengan jelas dikemukakan bahwa tidak ada yang dapat dijamin masuk surga, karena keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan Allah,” kata Prof Quraish Shihab.
Ia memberikan contoh bahwa masuk surga atau neraka tidak ditentukan oleh amal perbuatan semata, melainkan oleh rahmat Allah.
Sebagai contoh, istri Nabi Nuh dan Luth tidak selamat meskipun berasal dari suami yang saleh, karena mereka tidak beriman.
Nabi Nuh dan Luth tidak dapat membantu mereka.
Kisah ini tercermin dalam Firman Allah Surah at-Tahrim ayat 10, yang menggambarkan istri Nuh dan Luth yang tidak selamat meskipun suami mereka saleh.
Firman Allah menyatakan bahwa masuk surga atau neraka tidak hanya tergantung pada amal perbuatan, melainkan pada rahmat Allah.
Namun, pada ayat berikutnya, at-Tahrim ayat 11, Allah memberikan contoh sebaliknya, di mana istri Fir’aun masuk surga meskipun suaminya adalah seorang yang tidak beriman.
Ini menunjukkan bahwa keputusan masuk surga atau neraka ada di tangan Allah dan bukan hanya ditentukan oleh status suami.
Dengan demikian, pesan utama yang dapat diambil dari penjelasan Prof Quraish Shihab adalah bahwa keputusan masuk surga bukanlah hasil dari amal perbuatan semata, melainkan atas rahmat dan keputusan Allah.(*)
