Ide Presidential Club Prabowo Diragukan, Margin Of Error Jokowi Terhadap Megawati Lebih Buruk Dari SBY

Ide Presidential Club Prabowo
Jokowi dan Prabowo


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idPresiden terpilih RI Prabowo Subianto punya ide yang menarik perhatian dengan mendirikan presidential club. Namun usulan Prabowo dinilai sulit dilaksanakan.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai keinginan Prabowo ini ambisius mendamaikan Pertemuan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI saat ini Joko Widodo alias Jokowi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tampaknya sulit baginya untuk mengorganisir presidential club. Hal itu dikatakannya karena ikatan politik antara SBY dan Megawati tampaknya belum mencair pasca pemilu presiden 2004. Ia mengatakan, hampir 25 tahun kemudian, komunikasi politik SBY dan Megawati masih belum mencair.

Nah, dia menyorotinya persoalan yang dialami Jokowi saat ini dengan Megawati lebih parah ketimbang SBY. Sebab, Jokowi dan Megawati yang awalnya sama-sama PDIP malah jadi rival di Pilpres 2024

Menurut dia, SBY dengan Megawati secara psikologi dan mazhab politiknya selama hampir 25 tahun tak bertemu.

Namun, bagi dia kesalahan politik SBY terhadap Megawati di 2004 tak terlampau parah. Berbeda dengan Jokowi ke Megawati yang dinilainya lebih parah.

“Jokowi dengan Megawati saya kira level kesalahan politiknya lebih parah dari SBY. Kalau SBY dan Megawati saja 25 tahun tak bisa berjumpa. Apalagi Jokowi dengan Megawati? Mungkin dua kali lipat, 50 tahun butuhnya,” kata Adi dalam wawancara dengan tvOne yang dikutip Cerita Kita pada Selasa, 7 Mei 2024.

Adi menyinggung seperti itu karena ibarat logika politik yang sederhana. Ia juga menilai wacana presidential club juga diragukan bisa menyelesaikan masalah.

“Ya jangan lampau dibikin ribet,” tutur dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.

Tapi, ia tak menafikan jika eks Presiden berkumpuk bisa berikan pandangan publik yang positif. Meski demikian, ia ragu bisa terealisasi karena tak mudah.

“Rumitnya ini kan pertemukan antar mantan-mantan Presiden secara umum. Menurut saya bukan perkara gampang. Butuh energi, butuh stamina,” sebut Adi.

Adi menyinggung dalam kancah politik islah bisa saja hanya terlihat di level elite. Namun, belum selesai di level bawah.

Dia menyoroti, jika mau bicara jujur di tingkat bawah itu hiruk pikuknya berbeda dalam menyikapi usulan dibentuknya presidential club.

“Untuk apa bertemu dengan seorang yang dinilai berkhianat. Untuk apa bertemu dengan orang yang hatinya tidak pernah terbuka dengan yang lain,” kata Adi mengibaratkan penolakan usulan itu.

Adi menyebut hal itu bisa jadi penghalang tebal yang sulit membuat presidensial club terealisasi. “Bukan psikologi, tapi ada tembok tebal yang susah diterebas,” kata Adi.

Dikatakan dia, usulan tersebut seperti utopis.

“Bagi saya bagus ini idenya tapi utopis. Utopis itu adalah agak sesuatu yang mustahil,” sebutnya

Sumber: viva

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar