Daftar Donatur Palestina
Jakarta, Hajinews.id – Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, hingga 27 September penyaluran pupuk bersubsidi sudah mencapai 72,03 persen dari alokasi 8,9 juta ton.
Sebelumnya, penyaluran pupuk bersubsidi mencapai angka 80,65 persen dari alokasi 7,9 juta ton. Kemudian, mengalami perubahan karena adanya revisi DIPA tentang penambahan alokasi pupuk subsisi sebanyak 1 juta ton.
“Sehingga setelah direvisi, realisasi pupuk bersubsidi menjadi 72,03 persen, dari 80,65 persen sebelum revisi DIPA,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy di Jakarta, Senin (5/10).
Rinciannya, pupuk Urea telah terdistribusi sebanyak 2,8 juta ton dari alokasi 4 juta ton (70,13 persen).
Lalu, pupuk SP-36 terealisasi sebanyak 461 ribu ton dari alokasi 600 ribu ton (76,94 persen). Kemudian, pupuk ZA terdistribusi sebanyak 604 ribu dari alokasi 850 ribu (71,13 persen).
“Untuk pupuk NPK terealisasi 2,097 juta ton dari alokasi 2,6 juta ton atau sekitar 78,03 persen,” ungkapnya.
Sementara, pupuk NPK Formula Khusus masih terdistribusi sebanyak 3.166 ton dari alokasi 17 ribu ton (18,62 persen). Dan pupuk organik telah terealisasi sebanyak 421 ribu ton dari alokasi 720 ribu ton (58,49 persen).
“Jadi, total pupuk bersubsidi sudah tersalurkan sebesar 6,411 juta ton dari alokasi 8,9 juta ton atau 72,03 persen,” jelasnya.
Dalam pola pendistribusian, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, menggunakan pola distribusi by name by address. Cara ini diklaim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tingkat validasi penerima pupuk subsidi mencapai 94 persen.
“Implementasinya menggunakan Kartu Tani, sehingga mempermudah petani,” ujar Mentan SYL. (mh)
1 Komentar