Kultum 424: Menengok Kehidupan Tanpa Air Bersih

Menengok Kehidupan Tanpa Air Bersih
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Bagi kita yang tinggal  dan hidup di Indonesia, umumnya tidak pernah merasa kesulitan untuk mendapat air bersih, baik untukminum ataupun untuk mandi. Namun, pernahkah Anda memikirkan perjuangan yang harus dilalui sebagian manusia untuk mendapatkan air bersih? Sebagian dari mereka bahkan harus berjuang setengah hari atau lebih hanya untuk mendapatkan segelas air untuk menghilangkan dahaga keluarga mereka.

Nah, berikut adalah sebuah cerita nyata, sekali lagi nyata, yang akan membuat jantung Anda berdebar-debar sejenak. Berdebar karena membayangkan perjuangan seorang gadis muda dan bagaimana ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan segelas air per hari. Dengan satu mata tertuju pada hewan liar dan orang asing, Amira akan meninggalkan rumahnya tepat setelah matahari terbit untuk berjalan ke sumber air yang jauh untuk keluarganya.

Kesulitan ekstrim yang disebabkan oleh perang dan kekeringan selama bertahun-tahun, telah diperburuk oleh perubahan iklim bagi komunitas pastoral Amira di Somalia. Amira melakukan perjalanan panjang untuk mendapatkan air setiap hari. Dia mengatakan, “Kami bahkan tidak yakin apakah kami akan menemukan setengah jerigen air. Dengan perut kosong, kami berjalan ketakutan melewati pohon akasia, badai pasir, dan terik matahari”.

Sebelum dia memiliki akses yang aman ke air bersih, Amira mengatakan dia hanya berhasil menghabiskan dua jam di sekolah dasar karena sisa hari dihabiskan untuk mencari air. Dia menambahkan, “Bahkan ketika kami menemukan air, airnya sering kotor dan membuat kami sakit. Hidup saya benar-benar berubah karena datangnya “sumur”. Saya bersekolah penuh waktu plus madrasah! Saya punya waktu untuk bermain dengan teman-teman saya, dan saya punya waktu untuk belajar di malam hari, semuanya hanya karena sekarang kami punya sumur!”

Sebelum kita lanjutkan cerita yang mendebarkan ini, mari bersama kita baca sejenak peringatan Allah Subhanahu wata’ala kepada kita tentang air. Allah berfirman,

اَفَرَءَيۡتُمُ الۡمَآءَ الَّذِىۡ تَشۡرَبُوۡنَؕ

Artinya: Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? (QS. Al-Waqiah, ayat 68).

ءَاَنۡـتُمۡ اَنۡزَلۡـتُمُوۡهُ مِنَ الۡمُزۡنِ

اَمۡ نَحۡنُ الۡمُنۡزِلُوۡنَ

Artinya: Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? (QS. Al-Waqiah, ayat 69).

لَوۡ نَشَآءُ جَعَلۡنٰهُ اُجَاجًا

فَلَوۡلَا تَشۡكُرُوۡنَ

Artinya: Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? (QS. Al-Waqiah, ayat 70).

Nah tiga ayat dari surat Al-Waqiah tersebut juga cukup menyentak kita semua bahwa Aallah Subhanahu wata’ala saja-lah pemilik air dengan segala jenisnya. Sekali lagi, hanya Allah Subhanahu wata’ala. Dan kalau sekiranya Allah menghendaki air yang masih berbentuk awan di atas itu tidak turun, maka air itu pun tidak akan turun meski kita berada di tengah-tengah musim hujan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *