Kultum 441: Agama dan Politik di Piala Dunia

Agama dan Politik di Piala Dunia
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Belum lama  kita menikmati Piala Dunia yang dihelat dengan sukses di Doha, ibukota Qatar, sebuah negara kecil yang hanya berpenduduk 3 juta dua ratus ribu orang. Penduduk itupun kebanyakan adalah migran ditambah pekerja migran. Meski Qatar memilik area yang reltif sempit dan belum terkenal dalam ajang sepakbola, ternyata mampu membayar perhelatan yang tergolong sangat mahal, bahkan konon paling mahal itu.

Bayangkan, Qatar membayar ‘gawe’ internasional itu 15 kali lipat dari yang dibayar oleh Rusia empat tahun lalu untuk perhelatan yang sama. Mungkin inilah yang membuat beberapa negara ‘cemburu’ kepada Qatar sehingga tidak sedikit berita di koran, majalah, TV, maupun Medsos yang menulis “sisi negatifnya” yang dibesar-besarkan.

Beberapa hari sebelum Piala Dunia dihelat, berbagai media Barat memandang “Betapa kecilnya Qatar berencana menampung sejuta penggemar selama Piala Dunia. Ada juga sumber berita yang menulis “Pesepakbola gay Josh Cavallo mengatakan dia akan ‘takut’ bermain di Piala Dunia Qatar”. Sumber ini juga mengutip laporan Amnesti dan menulis bahwa “Penjaga keamanan di Qatar dihadapkan pada kondisi ‘seperti kerja paksa’”.

Memang tidak sedikit penonton, bahkan pemain, yang mendukung LGBT dengan berbagai atribut berupa kaos, emblem, dan bendera. Seperti di semua negara Timur Tengah, harga bir kaleng di Qatar dibuat semahal mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka semua rata-rata menuliskan tentang (a) Perlakuan Qatar terhadap pekerja migran, (b) Kekhawatiran tentang hak asasi manusia ‘terutama terhadap LGBT’, dan (c) Panas ekstrem Qatar yang membahayakan banyak pihak. Semua itulah yang tampaknya membuat berbagai sumber menulis “Harus ada sikap kolektif tentang hak asasi manusia di Qatar”.

Sebaliknya, di tengah kekhawatiran hak asasi manusia yang sedang berlangsung, ketua Piala Dunia berjanji negara tuan rumah ‘toleran’ dan ‘ramah’. Selain itu, Presiden FIFA Gianni Infantino menentang kritik Barat terhadap catatan hak asasi manusia Qatar menjelang Piala Dunia 2022.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *