Kultum 451: Mengapa Tidak Ada Bismillah di Awal At-Taubah

Mengapa Tidak Ada Bismillah di Awal At-Taubah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Bagian dari etika membaca Al-Qur’an adalah selalu mengucapkan ta’awudz dan Bismillah ir-Rahmaan ir-Rahiim (“Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”) di awal setiap surah, kecuali Surat at-Taubah. Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata, “Dia harus selalu membaca Bismillah ir-Rahmaan ir-Rahiim di awal setiap shalat kecuali Surat Bara’ah (at-Taubah), karena mayoritas ulama mengatakan bahwa itu adalah sebuah ayat di mana pun tertulis dalam mushaf, dan itu ditulis di awal semua surah kecuali surah at-Taubah. Jika dia membacanya di awal setiap surah (selain at-Taubah), maka dia pasti telah membaca seluruh Al-Qur’an atau surah, dan jika dia tidak membaca Basmalah, dia telah menghilangkan sebagian dari Al-Qur’an (dari: at-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’aan, 100).

Tetapi jika dia membaca setengah sujud, dia tidak perlu membaca Basmalah dan itu cukup baginya untuk berlindung kepada Allah dengan mengatakan A’udhu Billaahi min ash-Shaythan ir-rajim (“Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”), tetapi jika dia mengucapkan basmalah tidak mengapa, untuk lebih jelasnya lihat pejelasan berikut.

Alasan mengapa Basmalah tidak muncul di awal Surat at-Taubah adalah karena para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum tidak menulisnya di awal surah ini di Mushaf, mengikuti contoh khalifah ‘Utsman Radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi meriwayatkan dalam as-Sunan bahwa Ibn ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku berkata kepada ‘Utsman ibn ‘Affaan: ‘Apa yang membuatmu menempatkan al-Anfaal yang merupakan salah satu Mathani, di sebelah Bara‘ah (al-Taubah), yang merupakan salah satu dari Mi’in? Mengapa anda tidak menempatkan baris Bismillah ir-Rahmaan ir-Rahiim di antara mereka ketika anda meletakkannya di awal sisa al-Sab’ al-Tiwaal (tujuh sujud yang panjang)?”

Utsman berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam biasa menerima wahyu surah dengan banyak ayat. Ketika mereka terungkap, dia akan memanggil ahli-ahli Tauratnya dan mengatakan kepada mereka, ‘Letakkan ayat-ayat ini di syurga di mana ini dan itu disebutkan’. Al-Anfal adalah salah satu surah pertama yang diturunkan di Madinah, dan Bara’ah (al-Taubah) adalah salah satu bagian terakhir dari Al-Qur’an yang diturunkan. Kisah-kisahnya mirip dengan kisah-kisah yang disebutkan dalam al-Anfal, sehingga dianggap sebagai bagian darinya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *